Pemesanan Kaos Pilgub Jabar Sepi
Pesta demokrasi seperti pemilu, termasuk pilgub, bagi para produsen kaos, baliho, stiker, dan sebagainya, merupakan momen untuk meraup untung.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pesta demokrasi seperti pemilihan umum (pemilu), termasuk pemilihan gubernur (pilgub), bagi para produsen kaos, baliho, stiker, dan sebagainya, merupakan momen untuk meraup untung.
Namun, secara tidak terduga, pada Pilgub Jabar 2013, para perajin Sentra Suci Kaos justru sepi pemesanan. Marnawi Munamah, seorang perajin kaos Sentra Suci Bandung mengatakan, ajang lima tahunan kali ini jauh lebih sepi daripada agenda yang sama di 2008.
"Pesanan kaos sangat minim dan turun drastis. Bahkan, pemesanan atribut pun sepi. Kondisinya jauh berbeda dengan lima tahun silam," kata Marnawi, Rabu (6/2/2013).
Anehnya, lanjut Marnawi, hingga H-1 masa kampanye yang berlangsung Kamis (7/2/2013), pemesanan masih sepi.
"Lima tahun lalu, nilai transaksi pemesanan yang saya terima sekitar Rp 1 miliar, sekarang sepi," ujarnya.
Ketua Forum Komunikasi Perajin Kaos Sentra Suci Asep Hamim Ashari memaparkan, pemesanan ajang Pilgub 2013 jauh lebih sepi ketimbang 2008.
Asep menuturkan, lima tahun lalu, nilai pemesanan tergolong tinggi. Angkanya, kata dia, sekitar Rp 50 miliar.
"Tapi, kali ini, perkiraan saya, nilainya jauh lebih kecil. Paling tidak angknya maksimal Rp 10 miliar," tutur Asep.
Meski tidak mendapat pemesanan kaos, Asep mengutarakan, pihaknya menerima pemesanan yang diajukan parpol berupa bendera.
"PDIP memesan 1.000 buah bendera," sebutnya.
Wawan Gunawan, perajin kaos Sentra Kaos Suci Bandung lain, juga merasakan hal sama. Menurutnya, pemesanan kaos kampanye para cagub dan cawagub Jabar memang sangat minim.
Wawan mengemukakan, saat ini pihaknya hanya menerima pemesanan yang diajukan dua pasang kandidat, yaitu bernomor pilih 3 dan 4.
"Totalnya 8.000 buah. Itu terdiri atas 5.000 buah pemesanan kandidat nomor 4. Sisanya, pasangan nomor 3," ungkap Wawan.
Lain halnya dengan lima tahun lalu. Pada ajang Pilgub 2008, ucapnya, pemesanan dapat mencapai ratusan ribu kaos. (*)