TNI-Polri Diadu Via SMS Oleh Oknum Terlatih
Diketahui pergerakan sejumlah personel Batalyon Armed 15 Martapura ke Mapolres OKU
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Diketahui pergerakan sejumlah personel Batalyon Armed 15 Martapura ke Mapolres OKU telah dikomunikasikan oleh Danyon ke Kapolres dan Dandim.
Dalam pertemuan sejumlah jajaran pemimpin daerah Provinsi Sumatera Selatan, bersama Pemerintah Kabupaten OKU dengan perwakilan DPD RI dan Komisi I DPR RI, Senin (11/3/2013) malam di Hotel Aryaduta, informasi ini diungkap.
"Niat menuju Mapolres telah disampaikan kepada Kapolres oleh Danyon. Jadi yang sebenarnya, Kapolres tersebut tidak berada ditempat karena menjemput istri beliau ke Palembang. Info akan adanya anggota TNI yang ke mapolres itu bukan dikabarkan beberapa hari sebelumnya, tetapi melalui telepon sesaat sebelum itu," terang Kapolda Sumsel, Iskandar Hasan saat menggelar konfrensi pers usai pertemuan.
Dari pertemuan ini diketahui pula bahwa ada pola provokatif dari pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab sehingga terjadi pengrusakan mapolres.
SMS provokatif tersebut, bahkan tidak hanya terjadi saat sebelum kejadian. Ajakan saling mengadu domba ini diakui hingga saat ini terus terjadi dan diterima oleh kedua satuan. "Iya memang benar itu (sms provokatif,red) diterima sesaat sebelum kejadian. Bahkan sampai saat ini masih terus terjadi," ungkap Wakil Ketua DPD RI, La Ode Ida yang juga memimpin pertemuan kali ini.
Kendati mengakui adanya sms bernada provokatif, La Ode tidak menjelaskan isi SMS tersebut. Ia menegaskan pengusutan pengirim SMS hingga diketahui akar awal SMS tersebut disebarkan. "Ini akan kita usut terus guna mengungkap siapa pihak yang tidak bertanggung jawab mengirim sms provokatif tersebut," tegasnya.
Disinyalir pelaku merupakan orang terdidik yang biasa melakukan provokasi. SMS juga diterima oleh Dandim, dan Danyon, Kapolres, hingga tingkat bawah. "Disinyalir pelaku merupakan oknum terlatih yang melakukan ini," ujar
Upaya provokasi yang diketahui ini disinyalir juga dimanfaatkan untuk merusak situasi politik lokal yang saat ini tengah mulai menjelang Pemilukada.
Kejadian ini patut dicurigai menyebarkan kegaduhan politik lokal. La Ode mengatakan ancaman-ancaman bahkan diterima oleh Bakal Calon Gubernur Sumsel, Herman Deru. Diterimanya ancaman ini semakin memperkuat analisa tersebut.
"Patut dicurigai sengaja membuat gaduh politik lokal yang saat ini tengah menuju pilkada. Tengah diupayakan untuk mencari siapa pelaku dan keberadaannya," terangnya. (Tribun Sumsel/Ilham Yafiz)
Baca juga:
- Cegat Lalu Cabuli Siswi SMP, Mauludi Dihajar Massa
- Tak Percaya Ipda Panjaitan Telah Pergi
- Terserempet Motor, Polisi Tewas di Tempat