Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bantuan Desa Disebut Money Politic, Aher Malah Kebingungan

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku bingung jika dirinya disebut melakukan pelanggaran dan kecurangan

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Bantuan Desa Disebut Money Politic, Aher Malah Kebingungan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ketua Komisi Pemilihan Umum (PKU) Jabar, Yayat Hidayat memimpin Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2013 oleh KPU Provinsi Jawa Barat di Aula KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Minggu (3/3/2013). Hasil rapat pleno terbuka tersebut KPU Jabar menetapkan pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar sebagai pemenang Pilgub Jabar 2013 dengan 6.515.313 suara sah (32 persen) dari 20.115.423 suara sah di 26 kabupaten/kota di Jabar. Peringkat kedua Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki mendapat 5.714.997 suara, ketiga Dede Yusuf-Lex Laksamana mendapat 5.077.522 suara, keempat Irianto MS Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim memendapat 2.448.358 suara, dan kelima Dikdik Mulyana Arif Mansyur-Cecep N.S. Toyib mendapat 359.233 suara. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku bingung jika dirinya disebut melakukan pelanggaran dan kecurangan dalam Pilgub Jawa Barat pada Februari lalu. Ia menilai dirinya tidak melakukan pelanggaran sebagaimana yang dituduhkan salah satu pasangan calon dalam gugatan ke MK.

"Tidak ada pelanggaran, pelanggaran apa?," ujar pria yang akrab disapa Aher itu kepada wartawan. Aher juga mengatakan jika bantuan desa yang disebut-sebut sebagai bentuk money politic adalah merupakan program pemerintah provinsi yang sudah disetujui berbagai pihak.

"Bantuan desa itu konstitusional ada di APBD, sudah disetujui, bisa dicairkan kapan saja," tuturnya.

Menurut Aher, merupakan pandangan yang keliru jika bantuan yang dikucurkan ke desa tersebut disebut sebagai sebuah bentuk politik uang. Menurut Aher uang tersebut memang digunakan sebagaimana mestinya untuk diberikan kepada masyarakat desa.

"Katanya money politic, itu asumsi yang salah, kalo money politik itu uang saya dibagi-bagi itu money politik. Ini kan uang negara, program negara dan dibagikan untuk negara masyarakat, money politic di mana?," tuturnya.

Ia juga mengaku heran bantuan desa yang dikucurkan disebut sebagai sebuah kegiatan politik uang, ia mengatakan dana bantuan desa tersebut tidak dibagikan pada saat pencoblosan dan hanya beberapa desa yang mendapatkan bantuan.

"Lagipula kan tidak dibagikan saat pencoblosan, dari 5.318 desa, yang terbagi hanya 48 desa, di 48 desa itu nomer lima yang paling banyak menang. Di Cirebon ada 15 desa yang dapat, dan di Cirebon saya cuma menang satu desa. money politic di mananya?," katanya, sembari bertanya.

Berita Rekomendasi

REGIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas