Penembak Kepala RS Bhayangkara Makassar Dikenal Pendiam
Brigadir Satu (Briptu) Ishak Trianda (35), oleh warga Asrama Polisi Mappaouddang di Jl Kumala, Makassar, dikenal
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Brigadir Satu Ishak Trianda (35), oleh warga Asrama Polisi Mappaouddang di Jl Kumala, Makassar, dikenal sebagai polisi yang pendiam.
Dia selama ini tinggal bersama dua anaknya tepat di pintu timur belakang RS Mappaouddang. Laiknya rumah bintara konstruksi tahun 1970-an, rumah Ishak itu lebih pantas disebut bilik.
Ada dua kamar, ruang tengah sekaligus ruang tamu, dan dapur merangkap ruang makan. Di depan ada teras yang hanya memuat dua unit motor, dan jemuran portabel.
Sorang tetangga korban yang enggang disebut namanya, mengenal Ishak sebagai bintara pendiam.
Dia juga murah senyum kepada tetangga dan paramedik yang sering melawati pintu belakang rumah sakit. Rumah itu tertutup saat Tribun Timur (Tribunnews.com Network) menyambangi.
"Hubungannya sama warga tetangga dan sekitarnya baik," kata seorang pria yang enggan mengungkap identitasnya.
Sejumlah warga disana tahu, jika beberapa hari sebelum insiden, anak tertua Ishak terjatuh di lubang galian fondasi tangga rumah sakit yang tepat berada di jalan setapak asrama.
Sikap tenang dan pendiam Ishak tergambar usai revolver Swn yang ia pakai bertugas menyalak dan memuntahkan empat peluru di ruang komite medik.
Usai menembak, dengan tenang Ishak langsung pergi dan berjalan santai ke arah bagian belakang rumah sakit, menuju rumahnya.
Dia menemui istrinya, dan langsung naik motor ke Polrestabes Makassar, markasnya, untuk menyerahkan diri ke aparat, Hingga tadi malam, dia masih diperiksa di unit Propam Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani.
Lantas siapa Kombes Purwadi? Dia adalah dokter senior polisi, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo angkatan 1975.
Sebelum menjabat sebagai Karumkit yang melayani kawasan regional timur Indonesia, di Jl Letjen Andi Mappaouddang No 63 Makassar, Purwadi menjabat KaDokpol Polda Riau. Saat itu pangkatnya masih AKBP. Dia menggantikan Karumkit Bhayangkara Polda Sulselbar sebelumnya, Kombes Agus Mintadi, 9 Maret 2010, melalui STRS/193/III/2010.
Tanggal 30 Juni 2011 lalu, dia naik pangkat jadi kombes, perwira tiga bunga. Proyek pengembangan dan perluasan rumah sakit dimulai di masanya dengan alokasi dana Rp Rp 7,8 miliar.
Tahun 2012 lalu, rumah dinasnya di Jl Andi Mappaoddang Makassar, sempat disatroni maling. Laptop dan uang Rp 10 juta rupiah hilang.
Renovasi RS Bhayangkara, Jumat, 21 Oktober 2011 dikerjakan untuk penambahan 55 kamar dari 271 kamar perawatan yang kini tersedia.
Dibawah kepepimpinannya RS Bhayangkara membangun. Lahan 17.642 m2 rumah sakit dan bangunan 6.005 m2 diperluas dan mendapat akreditasi jenis RSU type B.
Januari lalu, dia menerima kunjungan Karumkit Polri Said Sukanto Kramat Jati Jakarta, dr. Didi Agus Mintadi, Sp.JP,DFM dan sejumlah perwira bidookes.
Mantan Kasubbid Dukkes Biddokkes Polda Sumut, ini juga termasuk pecinta olahraga bersepada gunung. Tahun lalu, dia menerima bantuan sekitar 40 unit sepeda dari pengusaha properti HM Aras.
Diberitakan sebelumnya, Bintara Ishak nekat menembak Kombes Purwadi setelah tersinggung dengan ucapan dokter perwira tinggi tiga bunga itu, sehari sebelumnya. Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 15.15 Wita, Sabtu (6/4/2013) kemarin sore.
Hingga pukul 22.30 Wita tadi malam, kondisi Kombes Purwadi yang baru meraih gelar magister manajemen administrasi rumah sakit (MA MARS) itu masih dalam perawatan intensif di UGD RS Wahidin. (hasan basri/zil)