Dr. Hasrullah: Apiaty Amin Syam Harus Bangun Komunikasi Politik
Dr. Hasrullah mengatakan gerakan feminisme selalu menawarkan sesuatu yang lebih segar dibanding kandidat wajah lama.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – Pengamat politik Universitas Hasanudin Dr. Hasrullah mengatakan gerakan feminisme yang kerap dilakukan sejumlah kandidat perempuan di ajang Pilkada selalu menawarkan sesuatu yang lebih segar dibanding kandidat wajah lama namun minim prestasi.
Apalagi, jika gerakan feminisme yang dilakukan kandidat perempuan tersebut benar-benar riil dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Biasanya, lingkup program yang peka digulirkan oleh kandidat perempuan adalah keindahan tata ruang dan tata kota, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup.
”Banyak nilai lebih yang dimiliki kandidat perempuan. Selain memang mereka memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap berbagai persoalan di masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, keindahan dan lingkungan hidup, mereka juga punya peluang besar karena jumlah pemilih perempuan selalu jauh lebih besar dibanding laki-laki. Contoh nyata adalah kepemimpinan Tri Rismaharini di Kota Surabaya. Menurut penilaian saya, sejak dipimpin Tri Rismaharini, Kota Surabaya jadi lebih tertata apik dan indah,” papar Hasrullah.
Terkait peluang kandidat perempuan di ajang Pilkada, hal yang sama juga bisa terjadi di Pilkada Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang akan dihelat September 2013. Sejumlah nama kandidat sudah bermunculan. Meski, wajah lama masih mendominasi pesta demokrasi Kota Makassar, namun nama-nama baru dari kandidat perempuan pun muncul. Salah satunya adalah Apiaty Amin Syam, istri mantan Gubernur Sulsel Amin Syam. Dan Amin Syam dikenal sebagai mantan gubernur yang memiliki massa grassroot yang loyal hingga kini.
Biasanya, menurut Hasrullah, kandidat perempuan yang mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan yang dikemas dalam program riil terkait gerakan feminisme akan jauh lebih berpeluang meraih suara besar ketimbang wajah-wajah lama yang biasanya sudah membuat masyarakat ’gerah’ untuk memilihnya kembali.
”Namun dengan catatan, harus memiliki pendekatan persuasif dan program riil yang matang sehingga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat yang akan memilihnya. Karena jika tidak, tidak akan menjadi kuda hitam,” ujar Hasrullah.
Peluang Apiaty menjadi kuda hitam di Pilkada Kota Makassar, menurut Hasrullah, besar. Karena dia berpengalaman sebagai pejabat di birokrasi dan memiliki jaringan kuat di Sulsel. Selain itu, dia juga sudah menunjukan kiprahnya sebagai kaum perempuan yang aktif memperjuangkan kemanusiaan serta feminisme.
”Namun, itu baru track record. Berikutnya, tinggal bagaimana dia mampu membangun komunikasi politik yang baik kepada masyarakat sehingga masyarakat yakin akan memilih dirinya,” ujar dosen Komunikasi Politik Universitas Hasanudin ini.
Seperti diketahui, Apiaty Amin Syam adalah istri mantan Gubernur Sulsel Amin Syam yang dikenal aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Terhitung, ada 21 organisasi yang diketuai Apiaty di tingkat Provinsi Sulsel. Di antaranya Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan (BK3S), Yayasan Amal Bakti Ibu (YABI) dan Himpunan Wanita Karya (HWK Golkar). Bahkan, Apiaty memiliki kemiripan dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Yakni sama-sama mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).