Jepang Ikut Pantau Aktivitas Gunung Guntur
Dia mengatakan kerja sama itu meliputi pengadaan dan pengoperasian alat teknologi, seperti seismograf dan GPS
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melibatkan Disaster Prevention Research Institute Kyoto University, Jepang, untuk mengamati bersama aktivitas Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Status aktivitas Gunung Guntur naik dari normal menjadi waspada, sejak 2 April 2013.
"Kerja sama dengan Jepang ini untuk meneliti bersama Gunung Guntur," kata Kepala PVMBG Surono saat meninjau langsung Pos Pengamatan Gunung Guntur, Kampung Cukangkawung, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Selasa (9/4/2013).
Dia mengatakan kerja sama itu meliputi pengadaan dan pengoperasian alat teknologi, seperti seismograf dan GPS.
Menurut Surono, Gunung Guntur merupakan gunung aktif yang mendapatkan pemantauan ketat, sehingga kerja sama dengan Jepang dapat membantu tugas PVMBG.
"Guntur suatu gunung api yang dipantau sangat ketat, saya was-was tremor, karena tremor aktivitasnya dangkal," katanya.
Gempa tremor terus terjadi, Selasa (2/4/2013), sehingga status aktivitas gunung ini ditingkatkan menjadi 'waspada'. Berikutnya, gempa tremor kembali terjadi pada Sabtu (6/4/2013) dan Minggu (7/4/2013) secara terus menerus. Gempa tremor kembali terjadi Selasa (9/4/2013), sekitar pukul 13.00 WIB.
Berdasarkan catatan PVMBG, Gunung Guntur yang memiliki ketinggian 2.239 meter di atas permukaan laut (DPL) meletus terakhir kali pada 1843, sebanyak 21 kali. Letusan besar dan kecil serta aliran lava menyebabkan banyak korban, terjadi pada 1690. Sedangkan letusan pada 1829 menyebabkan beberapa kampung hancur. Lalu letusan pada 1841 menyebabkan 400 ribu batang kopi hancur.