Erwin Inginkan Makassar Jadi Serambi Madinah
Bakal calon Wali Kota Makassar, Erwin Kallo berkeinginan menjadikan kawasan utara Makassar sebagai El Madinah City
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,- Bakal calon Wali Kota Makassar, Erwin Kallo berkeinginan menjadikan kawasan utara Makassar sebagai El Madinah City jika dipercaya memimpin Makassar pada periode 2014-2019. Keinginan pengacara property ini untuk menjadikan Makassar sebagai Kota Serambi Madinah akan diitegrasikan dengan penegakan syariat Islam di kawasan El Madinah City nantinya.
Hal tersebut disampaikan Erwin Kallo ketika berbicara di depan masyarakat dan mahasiswa Sulsel pada dialog dan orasi budaya yang bertema “Peran kearifan budaya lokal untuk membentuk karakter masyarakat sebagai elemen dasar pembangunan”, yang diselenggarakan kerukunan mahasiswa Sulsel yang ada di Yogyakarta dengan organisasi masyarakat Sulawesi Selatan yaitu kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Yogyakarta di gedung pusat kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri Univeritas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Di depan ribuan masyarakat dan mahasiswa Sulawesi Selatan, Erwin Kallo mengatakan, mewujudkan El Madinah City sangat sesuai dengan budaya masyarakat Sulsel khususnya Makassar. Menurutnya, pengkajian terhadap budaya Sulawesi Selatan lahir dari idenya bersama beberapa mahasiswa yang pada saat itu tinggal di Asrama Latimojong yang melahirkan konsep La Galigo Logi yang kemudian menjadi inspirasi oleh organisasi mahasiswa di Jawa untuk melahirkan Javanologi.
Erwin Kallo juga memaparkan pentingnya peran masyarakat Sulsel dalam menjaga dan memelihara kedaulatan Daerah Istimewa Yogyakarta terbukti dengan adanya pasukan Daengan yang sampai saat ini merupakan salah satu unsur dari pasukan inti kraton yang ada di Yogyakarta. Jadi hubungan antara masyarakat Sulsel dan masyarakat Jogja telah dipupuk jauh sebelum Indonesia merdeka.
"Sejak dulu masyarakat Sulawesi Selatan sudah identik dengan nilai-nilai kearifan yang melekat pada masyarakatnya. Pemuda-pemuda dari Sulsel dikenal sebagai pria-pria pekerja keras dan pantang menyerah sedangkan pemudi-pemudinya merupakan wanita yang lemah lembut dan penuh keanggunan. Hal ini dapat kita lihat salah satunya dari irama dan gerakan tari Pakarena," kata Erwin, melalui rilis tim pemenangannya, Minggu (14/4).
Menurut Erwin, konsep Makassar menjadi kota dunia telah dirintis sekitar abad ke-17 ketika Makassar dipimpin oleh dua kerajaan besar yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo yang keduanya merupakan kerajaan Islam. "Pada zaman inilah Makassar berada pada masa kejayaan yang hanya bersaing dengan Batavia. Pada waktu itu masyarakat di dua kerajaan hidup dengan rukun dan damai sehingga kecintaan rakyat terhadap rajanya semakin tercipta,"ujarnya.
Erwin menyatakan,saat initagline-tagline yang menghiasi ruang-ruang publik masyarakat Makassar hanyalah merupakan jargon-jargon politik yang belum jelas arah dan tujuannya. Ditambahkan oleh Erwin Kallo bahwa untuk menuju kota dunia, minimal Makassar sudah memiliki fundamental of living diantaranya adalah kebersihan, keamanan dan kenyamanan.
"Dari sisi kebersihan, Makassar saat ini masih berada jauh dari harapan. Betapa tidak, menurut survey salah satu lembaga di Indonesia Makassar menempati urutan ketiga kota terjorok di Indonesia yang berimplikasi terhadap standar kesehatan masyarakat yang mengalami penurunan. Dari sisi keamanan dan kenyamanan," bebernya.
Dia mengungkapkan bahwa budaya anarkis mulai melekat pada masyarakat Sulsel pada umumnya ketika aksi-aksi premanisme dan anarkisme baik yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat maupun oleh civitas-civitas akademik yang ada di makassar menjadi budaya yang tidak bisa dipulihkan.
"Salah satu cara meredam aksi-aksi anarkisme dari civitas akademika yang berdemonstrasi adalah dengan memindahkan kampus-kampus besar keluar daerah khususnya mahasiswa strata satu yang dengan idealismenya rawan untuk berdemonstrasi. Sehingga kemungkinan untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis yang merugikan masyarakat umum dapat dicegah,"pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Erwin mendapatkan dukungan dari kelompok mahasiswa dan masyarakat Sulsel untuk berjuang memperbaiki kondisi Makassar. Konsep El Madinah City pun disambut positif oleh mahasiswa dan masyarakat Suslel yang berada di Yogyakarta. (yas)