Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Keinginan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh memaksakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Kamis (18/4/2013) dengan mengizinkan foto copy naskah soal, membuat kesal Kepala Dinas Pendidikan Nunukan Nizaruddin.

"Pak menteri itu enak saja bicara seperti itu. Tetapi beliau tidak tahu bagaimana teknis di lapangan? Bagaimana susahnya kami di sini? Sesuka sukanya saja bicara seperti itu. Dia pernah ke sini, bagaimana sulitnya Nunukan, dia pernah melihat," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Nunukan Nizaruddin, kesal.

Nizaruddin menjelaskan, Kabupaten Nunukan dibagi tiga zona masing-masing zona satu di Pulau Nunukan, zona dua di Pulau Sebatik dan zona tiga kecamatan di daratan Kalimantan.

"Wilayah tiga itu bisa kita kategorikan tertinggal dan sangat terpencil. Nah itu pendistribusian soalnya sudah oke. Itu jarak tempuhnya dari ibu kota ke Sebuku saja dua jam setengah naik speedboat. Tidak mungkin kami mengambil soal di sana untuk digandakan di sini," ujarnya.

Nizaruddin mengatakan, sekalipun ada perintah lisan untuk membuka dan menggandakan soal, ia memastikan tidak akan melaksanakannya.

"Saya tidak akan berani membuka soal tersebut sebelum pelaksanaan, hari H itu," ujarnya.

Saat ini masih ada 10 sekolah yang belum menerima naskah soal masing-masing SMA 1 Nunukan, SMA Katholik Santo Gabriel Nunukan, SMA Pancasila Nunukan , MA Al-Khairat Nunukan, MA Al-Ikhlas Nunukan, SMA 1 Nunukan Selatan, SMA 1 Sebatik, SMA 1 Sebatik Tengah, SMA Taruna dan MA YIB.

"Menurut informasi hari ini jam 10 nanti, soal sudah ada di sini. Tentunya kami menunggu petunjuk dari Pak Gubernur, kapan secara serentak Kalimantan Timur melaksanakan UN?
Karena tadi malam saya ditelepon Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, tunggu perintah dari gubernur. Clear semua baru kita laksanakan ujian secara serentak," ujarnya.

Tahun ini di Kabupaten Nunukan ada 1.722 siswa SMA, MA dan SMK yang mengikuti UN.