Harga BBM Naik, Organda Solo Siap Lakukan Aksi Mogok
Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Solo mendukung langkah pengusaha SPBU yang akan melakukan aksi mogok
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Solo mendukung langkah pengusaha SPBU yang akan melakukan aksi mogok. Anggota Organda se-Solo pun siap ikut serta melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes kepada pemerintah.
Ketua Organda Solo, Joko Saputro mengatakan, seluruh anggotanya yang berkekuatan sekitar 20 Perusahaan Otobus (PO) juga berencana ikut mogok pada awal Mei mendatang. Tuntutan mereka sama, yakni meminta agar pemerintah tak memberlakukan dua harga BBM.
“Kita mendukung aksi mogok pengusaha SPBU dan siap ikut serta. Sebab, kebijakan pemerintah itu sangat merugikan para pengusaha angkutan umum,” kata Joko, Senin (29/4/2013). Setelah muncul rencana aksi mogok oleh pengusaha SPBU, ia meminta kepada anggota organda se-eks karesidenan Solo untuk melakukan langkah serupa.
Di Solo, total ada ada 203 bus kota dari 11 PO, 369 bus AKAP dari 6 PO, dan 109 armada bus AKDP dari 3 PO. Menurut Joko, aksi mogok besar-besaran akan mampu mendesak pemerintah pusat untuk menganulir kebijakan yang dianggap malah merugikan itu.
“Pemerintah harus mengkaji lagi kebijakan distribusi solar yang amburadul dan rencana pemberlakukan dua harga BBM,” katanya.
Bagi kalangan Organda, opsi menaikkan harga premium akan lebih bisa diterima ketimbang harus ada dua harga BBM. Joko menganggap adanya dua harga BBM justru akan membuat masyarakat menjadi resah dan bingung.
“Kalau kebijakan itu diterapkan, kita yang ada di daerah menjadi bingung karena ada dua harga BBM yang berbeda,” ujarnya.