Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga BBM Naik, Organda Solo Siap Lakukan Aksi Mogok

Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Solo mendukung langkah pengusaha SPBU yang akan melakukan aksi mogok

zoom-in Harga BBM Naik, Organda Solo Siap Lakukan Aksi Mogok
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Petugas mengisi BBM subsidi jenis premium di SPBU Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013). PT Pertamina melakukan persiapan terhadap kemungkinan diberlakukannya kebijakan subsidi dua harga oleh pemerintah. Langkah-langkah yang dilakukan Pertamina adalah pengelompokan SPBU, penyiapan identitas SPBU, sosialisasi, koordinasi dengan stakeholder terkait, dan pembentukan posko satgas. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Solo mendukung langkah pengusaha SPBU yang akan melakukan aksi mogok. Anggota Organda se-Solo pun siap ikut serta melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes kepada pemerintah.

Ketua Organda Solo, Joko Saputro mengatakan, seluruh anggotanya yang berkekuatan  sekitar 20 Perusahaan Otobus (PO) juga berencana ikut mogok pada awal Mei mendatang. Tuntutan mereka sama, yakni meminta agar pemerintah tak memberlakukan dua harga BBM.

“Kita mendukung aksi mogok pengusaha SPBU dan siap ikut serta. Sebab, kebijakan pemerintah itu sangat merugikan para pengusaha angkutan umum,” kata Joko, Senin (29/4/2013). Setelah muncul rencana aksi mogok oleh pengusaha SPBU, ia meminta kepada anggota organda se-eks karesidenan Solo untuk melakukan langkah serupa.

Di Solo, total ada ada 203 bus kota dari 11 PO, 369 bus AKAP dari 6 PO, dan 109 armada bus AKDP dari 3 PO. Menurut Joko, aksi mogok besar-besaran akan mampu mendesak pemerintah pusat untuk menganulir kebijakan yang dianggap malah merugikan itu.

“Pemerintah harus mengkaji lagi kebijakan distribusi solar yang amburadul dan rencana pemberlakukan dua harga BBM,” katanya.

Bagi kalangan Organda, opsi menaikkan harga premium akan lebih bisa diterima ketimbang harus ada dua harga BBM. Joko menganggap adanya dua harga BBM justru akan membuat masyarakat menjadi resah dan bingung.

Berita Rekomendasi

“Kalau kebijakan itu diterapkan, kita yang ada di daerah menjadi bingung karena ada dua harga BBM yang berbeda,” ujarnya.

Tags:
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas