Klewang si Ketua Geng Motor Sudah 3 Kali Keluar Masuk Penjara
Dari catatan kriminal kepolisian, Klewang merupakan seorang residivis dan sudah tiga kali keluar masuk penjara.
TRIBUNNEWS.COM – Dari catatan kriminal kepolisian, Klewang merupakan seorang residivis dan sudah tiga kali keluar masuk penjara. Berawal pada tahun 1974 ditahan 7 bulan akibat perkelahian, kemudian tahun 1984 akibat pencurian sepeda motor dan terakhir 1997 terlibat penipuan.
"Kami belum tahu kasusnya di pulau Jawa seperti apa, ini semua kasus di Pekanbaru," ujar Adang.
Keterangan Klewang istrinya saat ini tinggal di Kecamatan Tambang. Namun saat Tribun menanyakan kepada Klewang apakah istrinya melarang apa yang dilakukannya, Klewang memilih diam.
Menurut informasi dari pihak kepolisian, selama pengkaderan anggota baru geng motor yang dipimpinnya sering dilakukan di kediamannya di Kampar. Klewang sendiri memilih diam saat dicerca pertanyaan, selain karena mulutnya yang sudah sakit. Kepada Klewang sendiri akan diancam dengan pasal 170 Juntco 175 mengenai pengeroyokan dan kekerasan dengan ancaman 9 tahun penjara.
Sehari pasca penangkapan sejumlah siswa yang diduga terkait jaringan geng motor pimpinan Klewang, Dinas Pendidikan (Disdik) turun langsung ke Polresta Pekanbaru. Hal ini dilakukan untuk mendata identitas siswa yang ditangkap termasuk mengetahui nama-nama sekolahnya.
"Tadi saya sudah tugaskan Kepala Bidang Kesiswaan untuk mendata siswa yang ditangkap terkait geng motor. Sampai saat ini, Disdik juga menyerahkan penanganan masalah ini kepada pihak kepolisian," ungkap Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Prof DR Zulfadil SE MBA kepada Tribun, Selasa (14/5/2013).
Pada dasarnya Disdik bisa memahami apa yang dilakukan polisi dengan menjemput siswa terduga anggota geng motor di sekolahnya masing-masing. Karena bagaimanapun juga, kejahatan yang dilakukan geng motor ini sudah sangat meresahkan masyarakat Pekanbaru.
Kadisdik juga berharap, penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian ini menimbulkan efek jera bagi para siswa. "Ini menandakan bagaimana seriusnya polisi menangani tindakan geng motor," ungkap dia. Dengan demikian, siswa yang tidak terlibat juga menghindar dari perbuatan negatif itu.
Disdik juga mengaku siap berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait bagaimana selanjutnya menangkap siswa terduga geng motor yang ada di sekolah. Meski demikian, Disdik belum jauh berpikir untuk merekomendasikan para siswa tersebut dipecat dari sekolahnya. "Kami akan telusuri terlebih dahulu keterlibatannya," ungkap Zulfadil.
Sejauh ini, masih polisi yang mengetahui sejauh apa keterlibatan para siswa itu dalam aksi geng motor. kalau hanya sekedar ikut-ikutan, tentu pendekatan yang lebih cocok dikedepankan adalah pembinaan. Disdik juga siap terlibat langsung dalam proses pembinaan. Sebaliknya, jika keterlibatan mereka hingga mengarah ke tindak kriminal, Disdik sepenuhnya menyerahkan proses hukum kepada polisi.
Menurut Zulfadil, Disdik tidak memiliki kemampuan untuk menemukan siswa mana yang terlibat geng motor. Meski demikian, kepala sekolah dan wali kelas dapat diarahkan untuk mendeteksi lebih dini anak didiknya yang berpotensi terlibat. Kadisdik mengaku, saat ini pihaknya tak ingin siswa berkesempatan terlibat dalam perbuatan yang sama. Termasuk juga melakukan tindakan kriminal lainnya. (cr11/hes/ rsy)