Pengabdian Bersihkan Candi Prambanan Jadikan Slamet PNS
Sudah sebelas tahun pengabdiannya untuk menjadi penjaga serta membersihkan Candi Prambanan yang merupakan warisan
Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Slamet, pria berusia 50 tahun itu, dengan setia membersihkan peninggalan budaya zaman nenek moyang Indonesia, yaitu Candi Prambanan yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggunakan sapu lidi kepunyaannya, Slamet dengan teliti membersihkan tiap debu yang menempel di setiap batu relief candi.
Sudah sebelas tahun pengabdiannya untuk menjadi penjaga serta membersihkan Candi Prambanan yang merupakan warisan budaya yang sudah diakui oleh UNESCO. Setiap pukul 07.30 WIB, Slamet telah tiba dan mulai melakukan pekerjaannya sebagai pembersih Candi Prambanan.
Ketika Warta Kota (Tribunnews.com Network) menyambanginya, Slamet tetap fokus dengan pekerjaan yang digelutinya. Namun, sesekali, Slamet menjawab pertanyaan Warta Kota. Sejak kapan bapak bekerja sebagai pembersih Candi Prambanan?
"Sejak tahun 1982 saya kerja untuk membersihkan Candi Prambanan," kata Slamet sambil tersenyum kepada Warta Kota di Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2013).
Slamet pun berkisah tentang bagaimana dia bisa menghidupi satu orang istrinya dan kedua belah buah hatinya. Walaupun, penghasilanya dibilang cukup sedikit, tapi dia mampu menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi. Akan tetapi, dia enggan menyebutkan nama anak serta istrinya.
"Anak saya 2, yang satu udah S1 di Universitas Ahmad Dahlan, dan yang satu lagi sudah tamat dari SLTA," kata Slamet.
Slamet menjelaskan untuk menjaga batu yang berada di Candi Prambanan, dia hanya boleh menggunakan sapu lidi serta tangan untuk menghilangkan debu di badan Candi Prambanan.
"Saya pakai sapu lidi, kalau ada debu bisa ditebah menggunakan tangan," kata Slamet.
Faktor keamanan pun urung ia hiraukan ketika sedang membersihkan Candi Prambanan yang berada di atas. Keberaniannya cukup bisa diacungi jempol karena pengabdiannya tidak menghalangi apapun untuk mengerjakan pekerjaannya itu.
"Berhubung panjang tali hanya 2 meter mau disangkutkan dimana. Prosedur keamanan memang ada tapi kurang efisien," kata Slamet.
Kini perjuangannya itu berbuah hasil. Pasalnya, Slamet telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Kota Klaten, Jawa Tengah.
"Istilahnya untuk awal Wiyatabakti. Setelah beberapa tahun baru diangkat menjadi PNS. Saya diangkat menjadi PNS pada tahun 90an," kata Slamet.
Kini Slamet pun terdaftar menjadi PNS dengan golongan 2 C. Pengabdiannya itu mendapat apresiasi lebih dari Pemkot Klaten. Sekarang dia sudah tidak susah payah mencari biaya untuk hari tuanya.
"Sekarang gaji saya sudah lumayan. PNS dengan golongan 2 C," ujarnya.(M17)