Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pendaki Merapi Diminta Waspadai Embusan Gas Beracun

Meski Gunung Merapi terpantau mengembuskan asap putih kehitaman beberapa hari lalu, pendakian hingga kini

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pendaki Merapi Diminta Waspadai Embusan Gas Beracun
Serambi Indonesia/Mail Bin Izmail
Pendaki di puncak Gunung Merapi 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Mona Kriesdina

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Meski Gunung Merapi terpantau mengembuskan asap putih kehitaman beberapa hari lalu, pendakian hingga kini masih dinyatakan aman. Hanya saja, para pendaki harus tetap waspada lantaran gas tersebut mengandung racun serta tak dapat diprediksi kemunculannya.

"Harus tetap waspada, karena mengandung racun juga," jelas Sri Sumarti, Kepala Seksi  Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Senin (20/5/2013).

Racun yang terkandung dalam gas itu, antara lain meliputi karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) serta Sulfur atau belerang. Kemunculan kepulan asap ini sulit diprediksi terlebih tak pernah diawali oleh aktivitas vulkanis semisal kegempaan dan guguran material yang menonjol.

Sementara itu, Tugi Wiyono, relawan dari Edelweiss yang pada tanggal 27 April 2013 kemarin melakukan pendakian ke puncak Merapi via jalur Cluntang, Mukus, Boyolali memberikan gambaran bahwa Merapi kini memang sangat berbeda dengan Merapi sebelum erupsi 2010. Satu diantaranya, puncak Merapi kerap mengeluarkan suara berdesis. Sedangkan sebelum Erupsi 2010 lalu, puncak Merapi mengeluarkan suara seperti air mendidih yang sedang dimasak.

Suara berdesis itu, merupakan suara gas atau asap putih kehitaman yang keluar. Namun ketika dia mendaki, asap putih kehitaman ini tidak ada.

Ia menyarankan kepada para pendaki untuk membekali diri dengan sejumlah peralatan pendakian. Semisal masker berlapis dan jika perlu membawa tabung oksigen berukuran kecil.

Berita Rekomendasi

Jika sampai terjebak gas, diharuskan segera menghindar dan jangan sampai menghirup gas ini. Carilah posisi yang berlawanan dengan arah angin berhembus dan basahi masker menggunakan air.

"Jangan panik, kenali orientasi medan dan cari arah hembusan angin yang berlawanan. Jika berhembus ke utara, maka sebaiknya berlindung di sebelah selatan," ucapnya.

Hal senada disampaikan Koordinator Lapangan Search and Rescue (SAR) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ferry Ardiyanto. Para calon pendaki harus mematuhi arahan BPPTK. Sebab, pedoman aktivitas gunung berada di lembaga ini. Untuk meminimalisir hal yang tak diinginkan, maka sebaiknya melaporkan diri ke pos pendakian sebelum melaksanakan pendakian.

Pecut, Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Kaliurang, menjelaskanpara pendaki biasanya berhenti di kawasan yang biasa disebut Sedel. Lokasi ini berada di atas kawah mati di sekitar Kawah Woro. Jaraknya hanya terpaut sejauh 100 meter dari puncak kawah sehingga cukup membahayakan jika mendapati embusan asap ketika berada di daerah itu. (mon)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas