Data Kelulusan SMK di Kalimantan Selatan Kacau
Ujian nasional (UN) tahun ini benar-benar semrawut. Pelaksanaan kacau sehingga tidak bisa serentak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Ujian nasional (UN) tahun ini benar-benar semrawut. Pelaksanaan kacau sehingga tidak bisa serentak. Tragisnya, kesemrawutan kembali terjadi saat pengumuman hasil UN.
Informasi yang diperoleh Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network), SMA/MA/SMK di Kalsel tidak bisa serentak mengumumkan kelulusan siswanya karena belum semuanya menerima data lengkap hasil UN dari Kemendikbud. Bahkan, Jumat (24/5/2013) sore, Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel kembali menerima data kelulusan 265 siswa SMK. Hingga sore itu, juga masih ada data 330 siswa yang belum masuk.
Petugas Disdik Kalsel pun terus berjaga di Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud untuk mendapatkan data-data yang belum selesai proses penilaian yang biasa disebut skoring. Data itulah yang nantinya didistribusikan secara manual dalam bentuk naskah tertulis.
Akibat amburadulnya proses itu, sempat berembus informasi siswa SMKN I Martapura, Banjar tidak lulus 100 persen. Namun, setelah dicek, informasi itu tidak benar. Sekretaris Disdik Kalsel, H Amka saat dikonfirmasi membenarkan terjadinya kekacauan tersebut.
"Ada persoalan di ‘pusat’ (Kemendikbud) dalam proses skoring. Skoring adalah perhitungan nilai sekolah dan hasil UN. Penentuan kelulusan itu kan gabungan UN dengan nilai dari sekolah. UN bukan satu-satunya penentu kelulusan.
Mayoritas yang mengalami keterlambatan skoring adalah SMK, untuk SMA relatif kecil. Kami masih siaga menunggu," ujar Amka.
Ketua Koordinator Pengawas UN Kalsel dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) H Hadin Muhjad mengatakan,kekacauan distribusi hasil sangat terkait pada kekacauan ketika pelaksanaan UN.
"Saya rasa ini akibat keterlambatan prosesnya, jadi merembet ke pengumuman yang lambat juga. Di awal sudah terjadi keterlambatan pelaksanaan UN, maka hasilnya juga terlambat. Benar saja ini sesuai jadawal tetapi datanya tidak lengkap. Kondisi ini harus dievaluasi," kata dia.
Pernyataan senada diucapkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalsel H Dahri. Dia menilai pengumuman kelulusan terkesan dipaksakan untuk memenuhi target jadwal.
"Sangat tergesa-gesa. Data siswa peraih nilai terbaik saja tidak lengkap. Kesannya dipaksakan diumumkan agar sesuai jadwal meski datanya tidak konkret," ucapnya.
Imbas lain dari tidak serentaknya pengumuman kelulusan adalah mundurnya pengumuman hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013. Dari rencana Minggu (26/5/2013) menjadi Selasa (28/5/2013). Kelulusan UN menjadi syarat utama selain nilai rapor dan rekomendasi sekolah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.