Imigran Gelap Kerap Berupaya Bunuh Diri dan Mogok Makan
Mogok makan hingga bunuh diri kerap dilakukan para imigran gelap yang berada di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Mogok makan hingga bunuh diri kerap dilakukan para imigran gelap yang berada di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar. Hal ini mereka lakukan agar mereka cepat mendapat suaka.
"Awalnya mereka mogok makan, lalu stres, nanti akhirnya berujung ke bunuh diri. Beruntung selama ini belum ada yang meninggal karena bunuh diri," ujar Kasi Perawatan dan Kesehatan, Rumah Detensi Imigrasi Denpasar, Made Hepi Selasa (28/5/2013) di sela-sela
Penyelenggaraan Publikasi Wilayah Bali Direktorat Jendral Imigrasi.
Made menuturkan, agar pihaknya tidak kesalahan jika nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apabila imigran gelap mogok makan, mereka diminta menulis surat pernyataan. Yang intinya apabila terjadi hal buruk itu tanggung jawab para imigran.
Dan biasanya mogok makan para imigran ini ada yang memprovokatori. Umumnya juga mogok makan mereka bertahan 3-4 hari. Setelah itu pingsan, lemah dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
"Tapi kadang mereka curi-curi juga, tidak makan nasi. Tapi diem-diem makan roti, dan makanan kecil lainnya. Kalaupun bunuh diri mereka menyayat lengan tapi tidak dibagian nadi yang penting hanya keluar darah," kata Made.