PSK di Banyuwangi Tolak Pensiun
Tidak semua penerima bantuan dari Kementerian Sosial RI adalah eks Pekerja Seks Komersial (PSK)
Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM - Tidak semua penerima bantuan dari Kementerian Sosial RI adalah eks Pekerja Seks Komersial (PSK), sebagian masih aktif menjalani profesi PSK.
"Padahal tidak pernah dalam sosialisasi kalau lokalisasi akan ditutup. Kami tidak pernah mendapatkan sosialisasi itu, kalau dapat bantuan iya, tetapi bukan penutupan. Jelas kami sangat kecewa," ujar Dewi Susanti, PSK asal Lokalisasi Wonosobo Kecamatan Srono usai menerima bantuan dari Kemensos di dekat eks Lokalisasi Pakem Kecamatan Banyuwangi, Senin (27/5/2013).
Di lokalisasi Wonosobo ada 21 orang PSK yang tidak pernah mengetahui kalau tempat mereka bekerja akan ditutup. Mereka hanya diberitahu akan mendapat bantuan dan diminta membuat tabungan di bank agar mempunyai nomor rekening karena bantuan akan ditransfer ke rekening masing-masing.
"Maunya tadi kami dialog sama menteri, kami mau protes agar tidak ditutup. Itu tempat kami bekerja. Lagian itu juga rumah pribadi saya, saya tidak mau berhenti," tegas Dewi.
Meskipun diberi bantuan uang tunai untuk modal usaha dan jaminan hidup, ia tetap tidak mau mencari pekerjaan lain selain PSK karena menurutnya program itu hanya bohong-bohongan belaka.
"Itu hanya bohong-bohongan. Dulu Tahun 2012, kami dijanjikan dapat bantuan ternyata tidak pernah ada. Kami akan diberi bantuan kalau berhenti jadi PSK ternyata tidak pernah ada bantuan itu," ujarnya.
Meskipun termasuk dalam daftar penerima bantuan, bahkan menerima secara simbolis dari Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri, Dewi tetap tidak mau meninggalkan pekerjaanya itu.
Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri menyerahkan bantuan usaha ekonomi produktif dan jaminan hidup sebesar Rp 2,004 miliar kepada 257 eks pekerja seks komersial di Banyuwangi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.