Udang Milik Nelayan Dapur 12 Batam Rasanya Minyak Hitam
Udang dan ketam (kepiting) kami tidak bisa dijual, semuanya bau minyak
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Tribunnews Batam, Zabur Anjasfianto
TRIBUNNEWS.COM,BATAM - Pemerintah dituding tidak serius tangani minyak hitam yang mencemari laut Dapur 12 Sagulung, Batam, Kepri, beberapa waktu lalu.
Warga yang umumnya nelayan ini mengaku kunjungan Wakil Wali Kota Batam, H Rudi SE MM dan tim dari Bapelda hanya melihat pencematan laut akibat tumpahnya minyak hitam dari kapal Asccelente milik Limin.
"Sampai sekarang kami nelayan belum mendapat pemberitahuan kelanjutan dari tinjauan Pak Rudi bersama Bapelda. Awalnya mau menyelesaikan masalah tersebut, tapi sampai sekarang malah tidak ada kabar," ujar Mansyur salah satu nelayan di Dapur 12, Batam, Jumat (31/5/2013).
Dia mengaku nelayan sampai saat ini terganggu dengan pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak hitam. Bahkan sampai saat ini pekerja-pekerja kapal milik Limin itu masih membuang minyak hitam ke laut meski jumlahnya tidak banyak.
"Udang dan ketam (kepiting) kami tidak bisa dijual, semuanya bau minyak. Kalau dijual harganya pun murah," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan, Ridwan nelayan lainnya. Dia mengaku dengan tidak adanya solusi dan kelanjutan setelah Wakil Wali Kota Batam meninjau langsung pencemaran laut tersebut. Banyak yang menganggap Bapelda Kota Batam sudah mendapatkan upeti dari pemilik kapal tersebut.
"Kami di sini sudah mengnggap negatif saja. Karena yang berwenang mengusut pencemaran adalah Bapelda. Padahal Pak Rudi sudah menyerahkan kepada Bapelda dan memanggil pemilik kapal yang minyak hitamnya tumpah ke laut. Tapi masalahnya sampai sekarang tidak jelas," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.