Benenain Mengamuk, Terjang Sembilan Desa
Hujan deras yang mengguyur wilayah Daerah Otonomi Baru (DOB) Malaka,
Editor: Budi Prasetyo
*
Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Hayong
TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA--Hujan deras yang mengguyur wilayah Daerah Otonomi Baru (DOB) Malaka, Sabtu (8/6/2013), menyebabkan terjadi luapan banjir di Sungai Benenain, Minggu (9/6/2013), sekitar pukul 03.00 Wita. Luapan banjir setinggi pinggang orang dewasa itu tidak ada korban jiwa tapi menghantam 9 desa di Kecamatan Malaka Barat, seperti Desa Lasaen, Desa Fafoe, Desa Umatoos, Desa Rabasa Hain, Desa Sikun, Desa Oan Mane, Desa motaulun, Desa Umalor dan Desa Moatain.
Warga Malaka Barat, Roni Seran, dan Kepala Desa Lasaen, Bernadus Nahak Seran, ketika dikonfirmasi Pos Kupang ke DOB Malaka, Minggu (9/6/2013) membenarkannya. Roni mengungkapkan, luapan banjir dari Sungai Benenain ini diakibatkan oleh hujan yang tanpa henti selama beberapa hari belakangan.
Ditambah banjir kiriman dari wilayah TTS dan TTU sehingga tanggul yang ada tidak mampu menampung derasnya arus banjir. Luapan banjir itu, jelas Roni, menghantam wilayah Kecamatan Malaka Barat, Minggu (9/6/2013) sekitar pukul 03.00 Wita.
"Banjir yang terjadi tadi pagi (Minggu, 9/6/2013) pukul 03.00 Wita dini hari menghantam 9 desa. Di Desa Umatoos dua rumah rubuh," jelasnya.
Menurutnya, akibat banjir ini banyak ternak milik masyarakat yang hanyut terbawa banjir, ratusan rumah terbenam lumpur, lahan pertanian warga rusak dan terendam banjir, sarana umum dan infrastruktur jalan rusak akibat banjir Benenain.
"Sumber banjir akibat titik jebol tanggul yang rusak akibat banjir tahun 2010 lalu belum diperbaiki oleh pemerintah propinsi. Masyarakat sangat mengharapkan agar titik jebol tanggul itu selebar 80 meter kalau bisa diperbaiki atau dibuka alur baru di sekitar titik jebol agar konsentrasi alur air dialihkan dari titik jebol tanggul pengaman irigasi di Dusun Umamota, Desa Lasaen," pinta Roni.
Hal senada juga diutarakan Kades Lasaen, Bernadus Nahak Seran. Seran mengakui banjir saat ini lebih besar ketimbang tahun 2010 lalu. Tingginya dilukiskannya hingga pinggang orang dewasa, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
"Banjir kali ini lebih besar. Di Lasaen saja selama ini tidak sampai kantor desa, tapi kali ini menggenangi kawasan kantor desa. Warga hanya memilih berdiam di rumah karena ini sudah langganan banjir," ujar Bernadus. *