Gunung Kelimutu Berstatus Waspada, TNI dan Polisi Disiagakan
Kawasan Kelimutu hingga Minggu (9/6/2013) masih tertutup untuk kunjungan wisatawan
Laporan Wartawan Pos Kupang, Romualdus Pius
TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Kawasan Kelimutu hingga Minggu (9/6/2013) masih tertutup untuk kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara menyusul status Gunung Kelimutu masih waspada. Penetapan status ini dilakukan oleh Badan Geologi Bandung.
Pantauan Pos Kupang yang mendatangi Gunung Kelimutu pada Minggu (9/62013)mendapati di pintu masuk menuju kawasan dari pos penjagaan Taman Nasional Kelimutu (TNK) dipasang papan nama peringatan serta palang yang mengisyaratkan agar wisatawan tidak boleh memasuki area kawasan Kelimutu dengan radius 2 kilometer.
Selain memasang palang di pintu masuk, pihak TNK juga menempatkan sejumlah petugas maupun anggota TNI dan polisi yang senantiasa bersiaga di pintu masuk guna menghalau warga yang berusaha menerobos masuk ke kawasan Kelimutu.
Mansur, Penanggung Jawab Resort Taman Nasional Kelimutu di Moni, saat ditemui di pintu masuk Kawasan Kelimutu mengatakan, untuk sementara pihak TNK menutup keberadaan kawasan Kelimutu dari kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal itu dilakukan guna menghindari segala kemungkinan terburuk dari adanya aktivitas Gunung Kelimutu.
"Yang menetapkan status Gunung Kelimutu adalah Badan Geologi Bandung. Jadi, kami sifatnya hanya menunggu apa perintah dari Badan Geologi. Ketika diberitahu bahwa status Gunung Kelimutu dinaikan dari normal menjadi waspada serta diminta agar kawasan tersebut ditutup untuk kunjungan wisatawan, maka kami tutup," kata Mansur.
Soal kapan kawasan Kelimutu kembali dibuka, Mansur mengatakan hal itu sangat tergantung dari pengamatan Badan Geologi.
"Kalau Badan Geologi belum memerintahkan agar tidak dibuka untuk kunjungan, hal itu tidak akan dilakukan," tegasnya.
Mansur mengatakan, pascapenutupan kawasan Kelimutu untuk umum pekan lalu masih ada warga yang berusaha masuk baik dengan cara yang legal maupun ilegal atau jalan tikus. Menghadapi kondisi demikian, kata Mansur, pihaknya berusaha mencegah agar tidak sampai kecolongan.
"Memang masih ada warga yang mendatangi Kawasan Kelimutu, bahkan ada yang lewat jalan tikus. Petugas kami bekerja sama dengan TNI dan polisi bersiaga menghalau warga yang berusaha mendekat ke kawasan," kata Mansur.
Kepala Pos Pemantau Gunung Berapi Kelimutu, Gabriel Rago, ditemui di Puncak Gunung Kelimutu mengatakan, pihaknya setiap hari memantau perkembangan Gunung Kelimutu baik secara visual maupun non visual. Untuk pemantauan secara visual, pihaknya harus mendatangi area kawasan guna melihat secara langsung perkembangan Gunung Kelimutu dari waktu ke waktu. Sementara non visual, pemantuan dilakukan melalui seismograf yang ada di pos pemantau.
Gabriel mengatakan, sesuai hasil pemantauan yang dilakukan pada Minggu (9/6/2013) terlihat bahwa kondisi Gunung Kelimutu, terutama dari kawah Nuamuri Koofai masih seperti beberapa hari lalu yang ditandainya dengan kepulan asap dari daerah kawah serta bau belerang yang cukup menyengat juga ada gempa vulkanik. Begitupun warna air yang masih seperti ketika pertama kali terjadi perubahan status yakni putih telur asin.
Gabriel meminta kepada pengunjung untuk tidak berusaha memasuki area kawasan mengingat area tersebut masih berbahaya bagi kunjungan guna menjaga segala kemungkinan seperti adanya gas beracun yang mungkin keluar tiba-tiba dari Gunung Kelimutu yang dapat membahayakan keselamatan pengunjung atapun segala hal berbahaya sebagai adanya perubahan status Gunung Kelimutu.
Pantauan Pos Kupang saat berada di sekitar area kawasan Gunung Kelimutu terlihat warna Danau Kelimutu seperti danau atau Tiwu Atapolo yang sebelumnya berwarna coklat kini telah berubah jadi hijau. Sedangkan tiwu nuamuri koofai yang sebelumnya berwarna hijau kini berubah menjadi putih telur asin. Sedangkan tiwu ata Mbupu masih tetap berwarna bening.
Pos Kupang yang mendatangi lokasi Gunung Kelimutu sempat mencium bau belerang yang cukup tajam serta adanya kepulan asap berwarna putih dari Tiwu Nuamuri Koofai. Hal itu sebenarnya tidak lazim karena jarang terjadi di waktu sebelumnya. Selain itu tanaman terutama jenis perdu banyak yang telah kering.
Di area parkir yang biasanya penuh dengan kendaraan maupun pungunjung, kini berubah senyap. Yang tersisa hanya bangunan kosong tanpa penghuni. Hanya terlihat sejumlah petugas baik dari pos pemantu maupun petugas taman nasional yang memantau perkembangan Gunung Kelimutu.