Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Ribu Kontainer Tertahan Di TPK Palaran

Hingga Selasa (18/6/2013), sebanyak 4.000 kontainer tidak dapat didistibusikan dari Terminal Peti Kemas (TPK)

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in 4 Ribu Kontainer Tertahan Di TPK Palaran
Sriwijaya Post/Zaini
Kapal Cargo Sinar Ambon yang memuat peti kemas peralatan untuk Aquatik Center, 


Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede

TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA, - Hingga Selasa (18/6/2013), sebanyak 4.000 kontainer tidak dapat didistibusikan dari Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran ke berbagai daerah di Kaltim. Hal itu diakibatkan adanya penolakan warga terhadap aktifitas truk kontanier yang melalui beberapa ruas jalan baik dari dan menuju TPK Palaran. Sebut saja Jl Harun Nafsi, Samarinda Seberang, warga setempat hanya memperbolehkan truk melintas dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. Sementara itu, di ruas jalan lainnya yakni Jl Gotong - Royong, Simpang Pasir Palaran yang diharapkan menjadi jalur alternatif diportal warga hingga sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan berukuran besar.

"Ada sekitar 4 ribu kontainer menumpuk di pelabuhan akibat hal ini," kata Nasir, salah seorang perwakilan PT Pelindo dalam pertemuan dengan Wakil Walikota Samarinda dan warga Simpang Pasir di aula kelurahan Simpang Pasir, Selasa (18/6).

"Itu terdiri dari sembako, alat material, dan banyak kebutuhan untuk Kaltim dan Samarinda khususnya," tambahnya.

Untuk perharinya, TPK Palaran dikatakannya mengeluarkan rata - rata 400 kontainer. Apalagi menjelang bulan puasa mendatang, jumlah itu menurutnya akan meningkat tajam. Penumpukan ini menurutnya memang belum menjadi masalah bagi TPK Palaran yang memiliki kapasitas 6 ribu kontainer. Tapi tentunya, hal ini berpengaruh pada kondisi ekonomi yang lebih luas.

Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail mengatakan, bahwa apa yang dilakukan warga dengan melihat kondisi jalan yang ada memang dapat dipahami. Namun disatu sisi menurutnya, warga juga dituntut harus mengerti bahwa ini adalah bagian dari proses kota Samarinda yang sedang berbenah.

"Kalau ekonomi kita tidak berkembang, dimana nanti anak - anak kita akan bekerja. Tidak bisa semua jadi pegawai negeri, maka harus ke swasta. Ekonomi juga penting disamping infrastruktur, keduanya saling mendukung," kata Nusyirwan.

Berita Rekomendasi

Dengan bersedianya warga membuka portal di Jl Gotong Royong, ini menunjukkan  langkah kooperatif warga mendukung arus distibusi kebutuhan sembako yang harus berjalan lancar. Apalagi meningkatnya kebutuhan menjelang masuknya bulan ramadhan.

"Dengan peningkatan arus barang 20 persen meningkat sebelum bulan puasa ini. Jadi ini kami kira ini  hal yang baik. Kami juga akan berbicara dengan tokoh - tokoh di Jl Harun Nafsi karena juga ada keinginan dari transportir untuk menambah waktu tidak hanya dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi," katanya.

Salah satu upaya untuk menggugah tokoh masyarakat dan warga Jl Harun Nafsi, Nusyirwan akan mengajak untuk melihat sendiri kondisi banyaknya kontainer yang tertumpuk di TPK Palaran. Kondisi TPK Palaran sendiri saat ini menurut Nusyirwan, prediksi bongkar muat sampai menuju 235.000 teus yang sebelumnya dalam visibility pembangunan akan tercapai di 2015 ternyata sudah terealisasi di 2013. Ini menurutnya menggambarkan positifnya pertumbuhan ekonomi di Samarinda. Hal ini juga menurutnya harus diimbangi dengan kesiapan kota terkait infrastruktur yang memadai.

"Kurma saja tidak bisa bergerak ini. Karena sehari arus barang yang keluar dari Pelabuhan Palaran itu 400 kontainer. Ditambah mobil boks kecil yang pindah dari kontainer itu 200 buah. Jadi 600 kendaraan berbondong - bondong setiap hari untuk membongkar barang yang dibutuhkan Samarinda dan kota sekitarnya," kata Nusyirwan.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas