Aksi Demo BBM di Solo Ricuh
Demo penolakan harga bahan bakar minyak di Solo diwarnai kericuhan antara peserta aksi dan aparat keamanan,
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM SOLO, - Demo penolakan harga bahan bakar minyak di Solo diwarnai kericuhan antara peserta aksi dan aparat keamanan, Selasa (18/6/2013). Aksi yang buruh dan mahasiswa tersebut dilakukan di Bundaran Gladag dan dilanjutkan dengan longmarch menuju Gedung Balaikota Solo.
Suasana memanas ketika peserta memblokade jalan dan membakar ban bekas di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan gedung Bank Indonesia Solo. Para pengunjuk rasa mencoba menghalangi aparat kepolisian yang hendak memadamkan ban bekas yang dibakar di perempatan jalan.
Blokade yang dilakukan peserta aksi mencoba menghalangi petugas kepolisian yang hendak memadamkan ban bekas yang terbakar tepat di perempatan jalan. Keributan antara aparat dengan peserta aksi tidak dapat terhindarkan.
Namun karena kalah jumlah, blokade berhasil ditembus aparat dan ban yang terbakar dapat segera dipadamkan. Hal tersebut justru memicu kemarahan peserta aksi yang langsung merebut ban bekas yang dibawa aparat. Adu mulut pun mewarnai aksi yang awalnya merupakn aksi damai.
"Unjuk rasa tidak apa apa, namun jangan sampai membuat macet lalu lintas," kata Kombes Pol Asdjima'in, Kapolres Kota, yang turun langsung untuk lapangan memantau aksi.
Kepolisian kemudian menerjunkan dua unit pasukan K-9 atau pasukan anjing untuk menghalau aksi. "Kita melakukan aksi karena kita sudah disengsarakan oleh pemerintah dan kita tuntut pembatalan kebijakan kenaikan harga BBM. Kenaikan tersebut hanya akan menjadi beban hidup buruh lebih berat, karena kebutuhan akan ikut naik," kata Suharno, Koordinator SBSI 1992.
Sementara itu, peserta aksi melanjutkan aksi longmarch mereka menuju gedung Balaikota Solo dengan pengawalan ketat aparat.