Terduga Bomber Poso Pernah Jadi Kuli Angkut Ikan
Ada dua perubahan sangat drastis pada Zainul Arifin (33), terduga pengebom bunuh diri di Mapolres Poso.
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Ada dua perubahan sangat drastis pada Zainul Arifin (33), terduga pengebom bunuh diri di Mapolres Poso.
Pertama, jika mendengar azan, ia langsung bergegas ambil wudhu untuk menjalankan ibadah salat. Kedua, Zainul meminta keluarganya menonton acara televisi yang Islami.
"Waktu itu ibunya bahkan pernah mengeluhkan perubahan anaknya kepada saya. Tapi, saya tidak merespons, karena saya anggap itu menjadi pilihan Arifin," ungkap sepupu Zainul yang berprofesi sebagai guru kepada Surya (Tribunnews.com Network), Selasa (18/6/2013).
Saat Zainul masih aktif sebagai kuli angkut ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) Brondong, sejumlah orang yang ditemui Surya di TPI, mengatakan Zainul tidak seperti orang yang masuk aliran radikal.
"Di TPI dia tenang, pendiam, dan kerjanya serius," ujar beberapa orang di TPI.
Hebatnya, kata orang-orang di TPI, begitu masuk azan zuhur atau azan asar, Zainul langsung bersiap meninggalkan pekerjaannya untuk mengerjakan salat.
Zainul Arifin dan kelompok jamaahnya, tidak pernah malu bekerja apa pun bentuknya, yang penting halal. Bahkan, saat aktif bekerja sebagai kuli angkut ikan di TPI Brondong, ia juga menekuni pekerjaan sambilan sebagai tukang pijat dengan metode bekam.
Apakah saat memijat, Zainul Arifin tidak pernah mengajak untuk masuk jamaah yang dipercayai?
"Tidak. Dia tidak pernah berdakwah menyampaikan ajarannya. Dia memijat untuk menafkahi keluarga," ucap seorang warga. (*)