Polisi Bantah Lakukan Salah Tembak
Kapolres Musi Rawas AKBP Chaidir membantah adanya salah tembak
TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Kapolres Musi Rawas AKBP Chaidir membantah adanya salah tembak. Menurutnya, kakak beradik Syaiful dan Herlika terlibat dalam beberapa kasus pencurian dengan tindak kekerasan (curat) yang dilakukan di Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum).
Petugas memiliki bukti berdasarkan keterangan korban."Salah satu korban mengenal pelaku dan namanya, banyak kasus lain yang melibatkan kedua pelaku," kata Chaidir, Rabu(3/7/2013).
Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna di Jakarta mempersilahkan semua pihak yang menuding ada pelanggaran HAM dalam penembakan tersebut, untuk mengusut dan membuktikannya.
"Silahkan saja diusut, kita terbuka. Kepolisian tidak ada niat ngeles (mencari-cari alasan)," kata Wakapolri Nanan Sukarna di Mabes Polri, Jakarta.
Nanan mengatakan, setiap anggota Polri bertanggungjawab terhadap tindakan yang dilakukannya dalam menegakkan hukum. Termasuk tindakan pemukulan bahkan menembak tersangka, bila memang kondisi di lapangan dinilai perlu untuk bertindak demikian.
Nanan juga menyayangkan pembakaran Mapolsek Rupit dan Ulu yang seharusnya tidak terjadi. Namun Nanan memahami emosi warga karena dimulai adanya kabar petugas kepolisian asal tembak terhadap seorang warga sekitar.
Akan tetapi, ada baiknya segala kealpaan petugas polisi tak lantas dibalas sikap main hukum sendiri.
"Pada dasarnya seorang polisi menembak itu karena harus bertindak tegas, artinya dia hanya menjalankan tugas. Bila ternyata ada fakta lain di luar itu (yang menyebabkan polisi menembak) yang serahkan pada kami biar Polri yang usut," ujar Nanan.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Saud Usman Nasution menegaskan, pihaknya segera memeriksa dan mengevaluasi prosedur penegakan hukum terkait tewasnya Herlika alias Heri.
Kepala Bagian Penerangan Satuan Polri, Kombes Rana S Permana menjelaskan, saat penangkapan, tim gabungan Polres dan Polsek setempat mendapat perlawanan dari pelaku. Menurutnya, pelaku adalah residivis. Ketika awal penangkapan, aparat masih memberi peringatan. Namun, karena masih melawan dengan tembakan senjata rakitan, Heri pun dibalas tembak yang mengenai lengan dan jantung.
Untuk diketahui, Kerusuhan kembali pecah di Kabupaten Musi Rawas Utara(Muratara). Dua Mapolsek di Kabupaten ini hangus dibakar massa.
Kejadian berawal saat tim polisi mengejar kawanan perampok yang meresahkan warga sekitar. Ketika tiba di Desa Karang Anyar, polisi melepaskan tembakan dan merenggut nyawa warga bernama Erlika. Mengetahui Erlika tewas ditembak polisi, warga marah.
Dalam tempo cepat mereka berkumpul lalu bergerak menuju Mapolsek menggunakan motor dan mobil. Sekitar 20 menit tiba di tempat yang dituju, halaman Mapolsek Rupit, warga langsung bertindak secara beringas. Jeriken berisi minyak tanah langsung disiramkan ke semua sudut Mapolsek, lalu disulut api.
Aksi ini tak terkendali, karena mereka gusar tak ditemui seorang pun anggota Polsek maupun Kapolsek Rupit. Kapolsek dan anggotanya lebih dulu menyelamatkan diri atas bantuan warga sekitar.
Puas membakar Mapolsek Rupit, massa yang masih marah bergerak ke Mapolsek Rawas Ulu, jaraknya sekitar 30 menit perjalanan motor dari Mapolsek Rupit. Aksi serupa tak terhindarkan lagi, warga membakar Mapolsek Rawas Ulu hingga jadi arang.
Melihat dua Mapolsek tinggal arang, massa kembali menuju kampung halamannya, Desa Karang Anyar. Suasana di wilayah Muratara masih mencekam, apalagi sebagian massa memblokir akses Jalinsum. Aanarkisme massa ini bak mengulang aksi dan target yang sama, April 2013 lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.