Pentingnya Sekolah Aman Hadapi Gempa
Gempa Aceh Tengah menunjukkan bahwa sekolah belum aman dari bencana. Tercatat 314 sekolah rusak
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Gempa Aceh Tengah menunjukkan bahwa sekolah belum aman dari bencana. Tercatat 314 sekolah rusak, dimana 171 rusak berat, 136 rusak sedang dan 7 rusak ringan akibat diguncang gempa 6,2 SR pada Selasa (2/7/2013) lalu.
Di Aceh Tengah 292 sekolah rusak dimana 158 rusak berat dan 134 rusak sedang. Sedangkan di Bener Meriah ada 22 sekolah rusak, dimana 13 rusak berat, 2 rusak sedang dan 7 rusak ringan.
Gempa terjadi pada pukul 14.37 WIB saat sekolah libur sehingga tidak jatuh korban. Bisa dibayangkan seandainya bencana terjadi saat berlangsung proses belajar mengajar. Tentu akan jatuh korban yang banyak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, DR Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (11/7/2013) mengungkapkan, anak-anak di sekolah merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap bencana jika sekolah tidak aman. Sebagian besar dari kehidupan anak berlangsung di sekolah. Di dalam kelas saat terjadi gempa, banyak anak-anak dan guru tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Minimnya pengetahuan bencana dan gladi menyebabkan kepanikan. Terlebih lagi banyak bangunan sekolah berkualitas di bawah standar. Gladi bagi murid dan guru hendaknya wajib diajarkan secara rutin," kata Sutopo.
Upaya ini sebagai salah satu mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Sebab sekitar 75 persen sekolah di Indonesia berada di daerah risiko tinggi gempa bumi.
Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2010, jumlah sekolah Indonesia termasuk empat yang terbanyak di dunia yang berada pada daerah rawan bencana. Saat tsunami Aceh tahun 2004 lebih dari 2.000 sekolah hancur. Gempa di Yogyakarta pada 2006 menghancurkan 2.900 sekolah, dan gempa bumi Sumatera Barat 2009 merusak 241 sekolah.
"Untuk itu sekolah aman hendaknya menjadi prioritas. BNPB bersama kementerian/lembaga telah menyusun panduan sekolah aman. Selain perkuatan struktur bangunan juga menyangkut sistem pendidikan yang membangun kesadaran dan kemampuan anak-anak untuk tanggap bencana," jelasnya.