Cuaca Ekstrem Sebabkan Petani Minahasa Tunda Panen
Akibat curah hujan yang cukup tinggi di beberapa wilayah di Kabupaten Minahasa Tenggara
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Mando, Pengasihan Susanto Amisan
TRIBUNNEWS.COM, RATAHAN -- Akibat curah hujan yang cukup tinggi di beberapa wilayah di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara beberapa pekan terakhir ini, memaksa petani di Mitra terpaksa menunda rencana panen padi di persawahan mereka.
Demikian diungkapkan Yorry Monde, seorang petani di Ratahan, kepada Tribun Manado, Rabu (17/7/2013) . Kata dia, sebetulnya saat ini sudah masuk musim panen, namun karena masih sering hujan, mereka terpaksa menunda rencana panen hingga cuaca membaik.
"Masalah hujan memang jadi penghalang untuk petani memanen padi di kebun sawahnya, karena yang dikuatirkan adalah masalah pengeringan gabah nanti. Jika tidak ada panas, dikuatirkan gabahnya rusak," ungkap Monde.
Sementara untuk musim tanam, biasanya mereka tak terlalu mengkuatirkan, justru lebih cocok, karena pasokan air pasti terjamin. "Asalkan tidak sampai banjir, karena dimasa tanam, kami biasanya butuh pasokan air untuk pengolahan lahan," katanya.
Sama halnya diungkapkan Yance Watung, seorang prtani jagung. Bahwa musim penghujan seperti saat ini, sangat baik untuk petani menanam jagung, karena permukaan tanah lebih lembek, jadi memudahkan petani dalam membuat lubang benih.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), mulai mengimbau warga agar lebih waspada. Imbauan tersebut kata Kepala Seksi Penanggulangan Dampak Bencana, BPBD Mitra, Erick Manaroinsong, ditujukan kepada seluruh warga Mitra. "Teramat lebih mereka yang berdiam atau beraktivitas di daerah yang rawan terkena bencana banjir dan longsor," katanya.
Warga yang bermukim di daerah rawan bencana, seperti di pinggiran sungai dan di sekitar tebing, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. "Bila purlu, sebaiknya menyingkir dulu untuk sementata waktu ke lokasi yang aman," imbaunya,
Terkait, imbauan itu, sejumlah warga yang berada di lokasi rawan longsor, seperti di Ratahan, mengaku sudah waspada. "Jika hujan sudah mengguyur seharian atau beberapa wari, kami biasanya langsung menghindar ke rumah sudara," kata Albert, seorang warga Tosuraya, Kecamatan Ratahan, kepada Tribun Manado. (*)