Guru SD Babak Belur Dihajar Istri Kades
Diduga karena terbakar cemburu, Sumiatun (40) istri Kepala Desa Banjar Timur tega menganiaya Aqidatun
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM SUMENEP-Diduga karena terbakar cemburu, Sumiatun (40) istri Kepala Desa Banjar Timur, Kecamatan Gapura, Sumenep, tega menganiaya Aqidatun Nur (32), salah seorang guru SD, di desa setempat. Akibatnya kening wajah korban terluka robek, kelopak mata sebelah kiri bagian atas menghitam, bahkan diindikasi mengalami gegar otak ringan.
Peristiwa naas yang menimpa Ida panggilan akrab Aqidatun Nur ketika keduanya saat sama-sama belanja untuk kebutuhan takjil di sebuah warung yang ada di Desa Batu Dinding, Gapura, Minggu (21/7/2013) sore.
Kronologisnya, korban yang juga merupakan guru dari anak pelaku itu datang ke sebuah warung yang menjual kebutuhan takjil. Di tempat itu pula, sudah ada istri kades Mimik ( panggilan akrab Sumiatun). Tanpa menaruh curiga apa-apa, Ida pun ikut antre di kerumunan warga yang saat itu sama-sama hendak membeli takjil.
"Namun tiba-tiba Mimik ini mendatangi saya dan tanpa bicara apapun langsung memukul ke kepala saya hingga terjatuh. Tidak hanya itu saja, saat saya terjatuh kembali dia memukul hingga saya tak sadarkan diri," papar janda beranak satu ini saat ditemui Surya di rumah sakit dr H Moh Anwar Sumenep.
Meskipun pada saat kejadian, di lokasi banyak orang, namun semuanya terkejut dan terperangah melihat aksi istri kades. Apalagi pelaku sambil memukul korban yang sudah tidak berdaya itu, sambil berteriak mengancam agar warga tidak turut campur urusannya. Sehingga warga hanya bengong saja. Dan warga baru mendekat setelah korban terkapar dan pelaku kabur.
"Saya tidak ingat apa-apa dan baru sadar setelah tiba di rumah sakit ini,’’ lanjut Ida dengan suara lirih.
Kapolsek Gapura, AKP Suwarno, saat dimintai keterangannya, mengaku belum mendapat laporan peristiwa penganiayaan tersebut. Kendati pihaknya sudah mendengar kalau ada penganiayaan di lokasi tersebut. "Secara resmi kami belum mendapat laporan, tetapi kabar ada penganiayaan itu sudah ada, tetapi antara siapanya belum jelas. Anggota kami masih turun ke lokasi," ujar Suwarno, singkat.
Sementara itu, korban Aqidatun Nur ketika ditanya kemungkinan motif dibalik penganiayaan kepada dirinya, dilatarbelakangi cemburu. Tetapi menurut Ida, dia sama sekali tidak pernah punya hubungan sepesial dengan kepala desa tersebut. Sehingga dirasa tidak ada alasan untuk dicemburui oleh istri kades.
"Pernah satu kali saja telepon saya, dan hanya meminta agar anaknya yang masih di kelas I untuk tidak dinaikkan kelas, karena kemampuannya rendah. Lebih dari itu tidak pernah lagi," ungkap Ida.