Tim Khusus Buru Pelaku Bom Panci
Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) masih melakukan penyelidikan dan mendalami kasus bom panci di Tasikmalaya.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) masih melakukan penyelidikan dan mendalami kasus bom panci di Tasikmalaya. Polisi tak mau berspekulasi ada tidaknya kaitan dengan aksi terorisme dengan mengemukanya kasus bom panci ini.
Terlebih menegaskan, tidak ada kaitan antara hilangnya 250 dinamit dalam perjalanan Subang - Bogor tempo hari. Bom rakitan yang meneror Polsek Rajapolah dibuat dari komponen, antara lain panci presto berdiameter 25 cm dan tinggi 15 cm yang ditempeli paku payung, berisikan serbuk warna kuning, kabel, HP merk Nokia, belerang, batu baterai, mangkuk saklar, dan lilitan kabel.
"Komponennya berbeda, bom rakitan panci dengan dinamit. Jadi, nggak ada hubungannya," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul saat dihubungi Tribun, dikonfirmasi wartawan via telepon, Minggu (21/7/2013).
Lebih jauh, Martinus menyebutkan sedikit rincian dinamit 'Super Power 90' yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Ukuran dinamit memiliki panjang 20 sentimeter dan memiliki berat 200 gram. Dinamit ini berdaya ledak low, karena tidak ada detonator listrik.
Disebutkannya, Polda Jabar sudah membentuk tim khusus guna menyelidiki motif pelemparan bom rakitan. Termasuk memburu pelaku yang diduga berjumlah dua orang.
Diberitakan sebelumnya, diketahui dua orang pelaku datang dari arah Ciamis pada Sabtu (20/7) dini hari dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Mio warna merah. Pelaku masuk ke halaman Mapolsek Rajapolah dan meletakkan bungkusan dalam tas kresek warna hitam di Mapolsek.
Akibat ledakan tersebut tutup panci terpental dan ditemukan 30 meter dari tempat kejadian perkara. Ledakan tersebut tidak menimbulkan kerusakan pada Mapolsek Rajapolah dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini. (dic)