Sutan Bhatoegana Berkelakar Soal Mati Listrik Lapas Tanjung Gusta
Sutan berkomentar, masalah kelistrikan di Lapas Tanjung Gusta memang bagian kecil dari krisis listrik di Sumut.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana mengaku sangat paham dengan suasana hati para narapidana, sehingga berontak dan merusak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta.
“Jangan kan di sini, kalau mati lampu di rumah pun kadang bisa salah pegang barang tu,” katanya menggelontorkan candaan khasnya.
Sutan dan beberapa rekannya di Komisi VIII yang membidangi urusan energi dan sumber daya mineral, yaitu Heri Siregar, Idris Lutfi, Milton Pakpahan, Jamaluddin Jafar, dan Nazarrudin Kiemas, berkunjung ke Lapas Tanjung Gusta, Kamis (25/7/2013).
Mereka kaget mendengar penuturan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut, yang menyatakan anggaran untuk listrik hanya Rp 16 juta per bulan. Padahal, jumlah tagihan mencapai Rp 60 juta-Rp 65 juta per bulan.
Ini menyebabkan Lapas Tanjung Gusta menunggak tagihan listrik sebesar Rp 708 juta.
“Coba dulu ini dibahas di Banggar (Badan Anggaran DPR),” ujar Sutan kepada Jamaluddin yang tergabung di Banggar.
Mereka juga berencana memanggil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, untuk menanyakan pengganggaran listrik yang tidak masuk akal itu.
Sutan berkomentar, masalah kelistrikan di Lapas Tanjung Gusta memang bagian kecil dari krisis listrik di Sumut, yang kekurangan tenaga setrum sebesar 150 MW.
Namun, persoalan di tahanan dan penjara bisa diselesaikan, jika antar-departemen yang membidangi pemasyarakatan dan listrik dapat berkoordinasi.
Ke depan, politikus Partai Demokrat juga mengusulkan agar Lapas Tanjung Gusta memiliki sistem tenaga listrik cadangan.
“Pokoknya mati lampu tidak boleh lebih dari tiga jam. Ini sampai 11 jam! Kalau sampai selama itu, bisa ketemu ini dua alis,” seloroh Sutan sambil mencontohkan wajah cemberut. (*)