Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Gelandangan di Solo Dikasih Rp 50 Ribu untuk Pulang

Dalam upaya pemulangan PGOT itu, pihaknya memberikan uang saku kepada setiap orang sebesar Rp 50.000 untuk membeli tiket pulang

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Gelandangan di Solo Dikasih Rp 50 Ribu untuk Pulang
Jumlah gelandangan dan pengemis (gepeng) di Jawa Tengah, terbanyak di Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo Raya menggelar razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar secara serempak di wilayah Solo Raya, Rabu (24/7/2013) malam.

Koordinator Satpol PP Solo Raya, Sutarjo, saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (25/7/2013) menjelaskan, secara keseluruhan ada sebanyak 71 PGOT yang terjaring razia dari wilayah Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Pria yang menjabat sebagai Kapala Satpol PP Solo itu mengatakan, jumlah PGOT yang terjaring terbanyak di wilayah Kota Solo. "Ada 30 PGOT yang terjaring di Kota Solo," jelasnya.

Selain itu, sebanyak 28 PGOT terjaring di Klaten, 5 pemabuk dan 1 anak jalanan di Boyolali, 16 PGOT di Sragen, 8 orang gila dan dua pasangan selingkuh ditangkap di Wonogiri, serta dan 9 PGOT di wilayah Sukoharjo. Sedangkan untuk wilayah Karanganyar hasilnya nihil.

Seluruh PGOT yang terjaring razia, lanjut dia, didata petugas Satpol PP untuk kemudian dipulangkan ke kampung halamannya. "Ini kan menjelang Lebaran, mungkin di antara PGOT itu juga ingin mudik dan berlebaran dengan keluarganya di kampung. Makanya kami fasilitasi dengan dipulangkan ke kampungnya," ujar Sutarjo.

Dalam upaya pemulangan PGOT itu, pihaknya memberikan uang saku kepada setiap orang sebesar Rp 50.000 untuk membeli tiket pulang dan uang makan di perjalanan.

Berita Rekomendasi

Sutarjo menjelaskan, razia dilakukan Satpol PP Kota Solo dengan menyusuri sejumlah jalan utama di Kota Solo, mulai Jalan Slamet Riyadi, Jalan Urip Sumoharjo, Tambak Segaran, hingga Pasar Legi. Rute itu dipilih karena pihaknya telah melakukan pemetaan titik-titik yang banyak terdapat PGOT.

"Kami ambil mereka yang tidur di emperan-emperan toko dan rumah," imbuhnya.

Dari razia yang digelar mulai pukul 21.00 hingga 00.00 tersebut, Satpol PP berhasil menjaring 30 PGOT. "25 orang di antaranya dari luar kota," terangnya.

Menurut dia, PGOT yang ditangkap itu berasal dari wilayah Jawa Timur, di antaranya Sumenep, Malang, Madiun, Blitar dan Ngawi. Beberapa di antaranya juga datang dari wilayah di Jawa Tengah, yakni Blora, Pati, Grobogan, Purwodadi, Demak, Magelang, Cilacap, Purworejo dan Purwokerto.

Adapun, seorang gelandangan yang enggan disebut namanya mengaku hanya bisa pasrah saat ditangkap petugas Satpol PP. Sebab, saat razia berlangsung, dirinya tengah terlelap tidur di emperan sebuah toko di Jalan Slamet Riyadi. "Saat razia saya lagi tidur, jadi ya pasrah saja," tuturnya.

Pria asal Ngawi itu mengaku datang ke Solo untuk mencari nafkah. Dirinya mengumpulkan barang-barang bekas untuk kemudian dijual kembali. Karena uang yang didapat dari pekerjaan itu tidak cukup untuk menyewa kamar kontrakan, dirinya terpaksa tidur di emperan toko. (tribunjogja/ade)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas