Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yulanda Ri'fan Ketika Pergi Membawa Uang Tunai Rp 100 Juta Lebih

sejak kepergiannya pada tanggal 5 Juli lalu, selama dua hari handphone milik Ri'fan sudah tidak aktif.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Yulanda Ri'fan Ketika Pergi Membawa Uang Tunai Rp 100 Juta Lebih
TRIBUN JATENG / IST
Yulanda Irfan (37), ditemukan dalam kondisi masih berpakaian lengkap namun tidak memakai sepatu. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Mengetahui kabar Yulanda Ri'fan ditemukan meninggal di Magelang, keluarga Profesor Dr Barda Nawawi SH, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang merasa sangat kehilangan.

Pernyataan ini diutarakan adik kandung Profesor Dr Barda Nawawi, Farda Nawawi Arif. "Sejak kepergiannya, dan kabar terakhir dari pihak kepolisian (meninggal-red), kami keluarga sangat kehilangan," tutur Farda kepada Tribun Jateng, Sabtu (27/7/2013) malam.

Dia menuturkan, sejak kepergiannya pada tanggal 5 Juli lalu, selama dua hari handphone milik Ri'fan sudah tidak aktif. Kecurigaan keluarga memuncak ketika Farda mencoba mengirim SMS ke nomor handphone Ri'fan dan ternyata ada balasan.

"Saya SMS pura-pura mau transfer uang, dan balasannya berbunyi saya tidak bisa dihubungi dulu untuk sementara waktu," ujarnya.

Dari balasan SMS tersebut, pihak keluarga semakin yakin bahwa terjadi sesuatu kepada Ri'fan.

Berita Rekomendasi

Farda menjelaskan, awal kepergian Ri'fan pamit untuk urusan menagih utang pada seseorang yang bernama Novan yang tinggal di daerah Magelang.

"Dia hanya pamit untuk tagih utang ke Novan, dan setahu keluarga, Ri'fan bawa uang cash lebih dari Rp 100 juta," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban pembunuhan dukun pengganda uang Muhyaro,  Yulanda Ri'fan (37), ditemukan dalam kondisi masih berpakaian lengkap namun tidak memakai sepatu.

Jenazah dosen Undip yang juga anak dari Guru Besar Undip itu dikubur di sebuah liang lahat di area kebun rumah Muhyaro di RT 7 RW 1, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Windusari, Kabupaten Magelang.

"Masih memakai baju dan celanan, bahkan ikat pinggang. Hanya saja, kedua matanya dalam kondisinya tertutupi kain putih mirip kalau seseorang sedang menjalankan proses ritual," kata Kasat Reskrim Polres Magelang, AKP Saprodin, kepada Tribun Jateng, Sabtu (27/7/2013). (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas