Jumlah Penumpang Meningkat di Dua Terminal
Penumpang bus di Terminal Cicaheum mengalami lonjakan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Penumpang bus di Terminal Cicaheum mengalami lonjakan. Kepala Terminal Cicaheum, Jujun Juanda, mengatakan peningkatan penumpang H-7 sebesar 80 persen.
Pada H-6 atau Jumat (2/8), menurut Jujun, kenaikan jumlah penumpang bus di Terminal Cicaheum bahkan mencapai 200 persen.
"Hari ini (Sabtu kemarin, Red) kami prediksi ada sekitar 9.000 orang," ujar Jujun di Terminal Cicaheum, Sabtu (3/8).
Lonjakan penumpang, menurut Jujun, sebagian besar menggunakan bus AntarKota AntarProvinsi (AKAP) ke arah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Jujun memperkirakan penumpang bus AntarKota Dalam Provinsi (AKDP), akan bertambah mendekati hari H Lebaran.
"Hari normal biasanya penumpang 2000 sampai 2300 orang. H-7 sudah 3000 orang. Armada bus yang digunakan sudah mencapai 315 unit," katanya.
Kenaikan penumpang juga terjadi di Terminal Leuwipanjang, Sabtu siang kemarin. Pada H-5 Lebaran, pemudik yang berangkat dari Terminal Leuwipanjang tercatat lebih dari 11.000 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan akhir pekan di luar bulan Ramadan.
Kepala Terminal Leuwipanjang, Erick Sudjana, mengatakan jurusan yang paling banyak diminati pemudik yaitu Kalideres, Merak, Tangerang, Bogor, Depok, Cikarang, Bekasi, dan Lebakbulus.
"Jurusan primadona tetap tiga trayek, yaitu Tangerang, Merak, dan Kalideres," ujar Erick.
Puluhan ribu penumpang yang berangkat dari Leuwipanjang,ujar Erik, menggunakan 544 bus. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding jumlah penumpang hari sebelumnya.
"Kami lebih terfokus pada arus balik, karena biasanya terminal ini mengalami lonjakan pada arus balik," ujar Erick.
Puncak arus mudik yang menggunakan bus, menurut Jujun, biasanya di H-3. Jujun memprediksi tahun ini pemudik yang menggunakan jasa bus dari Terminal Cicaheum mencapai 14.000-15.000 orang.
Mudik Lebaran tahun lalu, ada sekitar 13.000 penumpang dengan penggunaan 385 bus. Jujun mengatakan, tahun lalu, seluruh armada cadangan yang berjumlah 50 unit dioperasikan semua. Hal ini dilakukan karena banyaknya keterlambatan bus.
"Sampai saat ini armada reguler masih aman, meski sudah ada beberapa keterlambatan. Jadi bus cadangan belum diturunkan," kata Jujun.
Jujun mengatakan bus cadangan kemungkinan besar diturunkan pada keberangkatan malam hari. "Untuk bus malam, dari H-9 sudah terasa padat. Yang pakai bus malam biasanya pemudik dengan tempat tujuan jauh, yaitu Jawa Timur dan Denpasar. Bus malam sedikit tapi peminatnya banyak," katanya.
Di Leuwipanjang, armada bus yang beroperasi sebanyak 1012 kendaraan. Rinciannya, AKAP 478 unit, AKDP 494 unit dan bus cadangan 40 unit. Bus cadangan ini tidak banyak digunakan.
"Saya memainkan strategi. Misalnya yang ke arah Merak jumlah penumpang melonjak tapi Kampung Rambutan kurang, saya cross trayeknya," ujar Erick.
Erick memprediksikan jumlah penumpang arus balik mudik akan terjadi pada H+7 dan H+8. (bb/tsm)