Pemkot Solo Gelontor Rp 80 Juta untuk Busri
Pemkot solo siap membangun 22 kios darurat bagi korban kebakaran Kios Buku Sriwedari (Busri). Dana sebesar Rp 80 juta
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo siap membangun 22 kios darurat bagi korban kebakaran Kios Buku Sriwedari (Busri). Dana sebesar Rp 80 juta telah disiapkan untuk merealisasikan.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menjelaskan, dana tersebut diambil dari anggaran tidak terduga yang telah dialokasikan dalam APBD 2013.
Menurutnya, pembangunan kios darurat merupakan solusi jangka pendek yang bisa diberikan pemkot sekarang. Sementara, terkait keinginan pedagang yang meminta bantuan permodalan, pemkot tidak dapat meluluskan.
"Yang pasti akan kita bikinkan pasar darurat. Tapi untuk permodalan, tidak ada payung hukumnya," katanya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (5/8/2013).
Pria yang akrab disapa Rudy ini mengungkapkan, kios darurat akan dibangun di area parkir sisi selatan Stadion Sriwedari. "Kios darurat ini hanya solusi sementara. Untuk solusi jangka panjang, kami akan perbaiki kios permanen milik pedagang yang sudah terbakar," jelas Rudy.
Terkait rencana ini, pihaknya telah memasang kegiatan perbaikan 22 kios yang terbakar dalam APBD Perubahan 2013. Pemkot mengajukan dana senilai Rp 375 juta. Konsep pembangunan kios nantinya akan disesuaikan dengan konsep penataan kawasan Sriwedari.
Seperti diketahui, Pemkot Solo berencana menata kawasan Sriwedari sebagai ruang terbuka hijau dan ruang publik yang terintegrasi dengan Museum Keris yang akan dibangun.
Pria berkumis itu menjanjikan, bangunan kios baru nantinya lebih representatif untuk berdagang. "Nanti, setiap kios harus dilengkapi folding gate untuk mejamin keamanannya. Bentuk bangunannya juga lebih representatif sesuai konsep penataan kawasan Sriwedari," ucapnya.
Bahkan, bentuk bangunan baru 22 kios yang terbakar itu nantinya akan menjadi percontohan bentuk kios buku Sriwedari. Ke depan, semua kios akan direnovasi dan diseragamkan bentuknya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Solo Budi Suharto mengatakan, dalam menangani kasus kebakaran di Sriwedari, pihaknya lebih fokus pada pemulihan kios buku.
"Kami tidak akan menyentuh masalah hunian liar yang ada di belakang kios karena keberadaanya di lahan sengketa. Ini kan rawan," jelas Budi.
Meski demikian, melihat seluruh penghuni di hunian liar tersebut bukan warga asli Solo, Budi meminta mereka kembali ke daerah masing-masing. Mengingat, lahan yang ditempati bukan hak milik mereka. Bahkan, keberadaan mereka saat ini bisa dikatakan ilegal. (ade)