Warga Tountimomor Cemas Wabah Flu Burung
Tercatat, lebih dari 500 ekor ayam dan sekitar 100 bebek tiba-tiba mati tanpa sebab yang pasti
Laporan Wartawan Tribun Manado, Lucky Kawengian
TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Pemilik unggas di Desa Tountimomor, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa mengaku ayam dan bebeknya mendadak mati. Tercatat, lebih dari 500 ekor ayam dan sekitar 100 bebek tiba-tiba mati tanpa sebab yang pasti.
Peristiwa demikian sebenarnya terjadia sejak dua pekan silam. Namun warga tak bisa berbuat banyak. Warga pun tak melaporkan kasus ini ke pemerintah setempat karena merasa bingung.
Hukumtua Desa Tountimomor, Orni Kaseger kepada Tribun Manado, Jumat (16/8/2013) menjelaskan, dalam sepekan ratusan ekor ayam dan bebek mati tanpa menunjukkan gejala sakit.
Menurutnya, saat itu warga memang cukup bingung kenapa unggas mereka mati. Warga heran kenapa bebek yang diketahui tahan penyakit bisa mati secara mendadak. Namun saat itu warga tidak berpikir kalau kondisi ini dikarenakan virus flu burung.
"Saat itu kami memang bingung namun tidak pernah terpikir kalau kejadian ayam dan bebek yang mati ini karena flu burung. Kami tidak melaporkan kejadian ini dan ternak yang mati hanya dikubur," ujarnya.
Setelah berita virus flu burung telah mewabah di Desa Panasen, Kakas Barat tersiar,warga Tountimomor sangat terkejut karena bisa saja kejadian ternak unggas mati di desa mereka karena virus flu burung.
"Sebagian warga mulai takut jangan-jangan desa kami telah terkena virus flu burung. Kami telah melaporkan kejadian ini dan berharap Pemkab Minahasa bisa menurunkan tim untuk memeriksa ternak unggas di sini. Kami takut masih ada virus yang tersisa dan bisa menjangkiti ternak yang lain apalagi sampai menjangkiti manusia," ujarnya.
Hukumtua Desa Panasen, Rosye Sangkoy mengatakan, dua hari sejak tim turun menyemprot kandang ternak unggas, tidak ada lagi laporan ternak ayam atau bebek yang mati. Menurutnya, pemerintah desa terus melakukan pengawasan secara ketat pada ternak unggas di desa tersebut.
"Semua aparat desa terus siaga mengawasi jika ada kejadian ternak ayam atau bebek yang mati. Ini menjadi skala prioritas bagi kami karena sudah mengetahui virus flu burung telah menjangkiti ternak di desa kami," ujarnya.
Diwartakan sebelumnya, virus flu burung yang menjangkiti unggas di Desa Panasen, Kecamatan Kakas Barat Kabupaten Minahasa dicurigai sebagai varian baru yang lebih ganas.
Anggota tim dari Balai Besar Veteriner Maros, drh Faizal mengatakan pihaknya memang mencurigai virus yang menyebar ini varian baru jika dilihat dari gejala dan jenis unggas yang terserang.
Menurutnya, kejadian bebek yang mati mendadak bisa menjadi indikasi serangan varian baru virus flu burung.
Dikatakannya, virus flu burung (H5N1) konvensional memang bisa menyerang dan mematikan ayam dan bebek. Namun, virus ini tidak akan menyebabkan kematian dalam skala besar bagi bebek. Sedangkan virus flu burung varian baru, yakni clade A1 (2.3.2.1) menyerang ayam dan bebek dengan kematian bebek dalam skala luas.
"Untuk gejala awal memang ada indikasi virus ini varian baru yang berdampak sangat besar bagi ternak ayam dan bebek. Namun hal ini masih dugaan awal karena harus dibuktikan dalam uji laboratorium," ujarnya.