Dewan Pendidikan Tindaklanjuti Kasus Guru Pukul Murid
Ia menyesalkan tindakan kekerasan tersebut karena sebagai pendidik, mestinya guru legowo
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Nunukan, Syaparuddin Thalib memastikan, pihaknya akan melakukan cek silang untuk mengetahui kejadian pemukulan murid sebuah sekolah dasar (SD) oleh gurunya.
Ia menyesalkan tindakan kekerasan tersebut karena sebagai pendidik, mestinya guru legowo dan melakukan kontrol terhadap tindakannya. Sebab mereka merupakan panutan yang akan menjadi teladan.
"Kami akan cek silang, kami akan mencari tahu kronologisinya," ujarnya.
Gara-gara melempar buah pepaya milik gurunya, Mn, seorang murid sekolah dasar--sebut saja Putra--mendapatkan tendangan dan tamparan. Orang tua korban pun langsung melaporkan kasus tersebut ke Polisi.
Syaparuddin mengatakan, semestinya guru tersebut melakukan tindakan persuasif. Bukan langsung melakukan kekerasan terhadap muridnya.
"Kita harus sadari tindakan kekerasan merupakan pelanggaran HAM. Dan semua orang harus patuh baik orang tua, ada undang-undang KDRT, apalagi anak dibawah umur. Kami sangat prihatin terhadap tindakan itu," ujarnya.
Setelah melakukan cek silang, pihaknya akan menempuh langkah-langkah lebih lanjut. Jika memang harus dilakukan mediasi internal dil ingkungan Dinas Pendidikan Nunukan, tentu nantinya harus ada tindak lanjut yang mesti dilakukan terhadap guru maupun anak.
"Untuk mengobati psikologis anak, perawatannya, bagaimana tindakan guru itu? Paling tidak, bagaimana dia bersimpati untuk merawat anak itu sampai pulih. Makanya saya akan cross check termasuk kondisi si anak terakhir bagaimana?” ujarnya.
Syaparaddin mengatakan, jika memang dalam kasus tersebut, sang guru sudah melukai anak bahkan mengarah cacat fisik, langkah hukum sangat diperlukan.
Menurut ibu korban, kasus itu sudah dilaporkan ke Polisi namun berakhir damai dengan permohonan maaf guru.
"Kalau betul sudah ada mediasi, kita lihat dulu latar belakang pemukulannya itu. Kemudian efeknya apakah tidak merusak fisik anak itu? Tetapi untuk psikologisnya juga harus dilihat. Itu kesepakatan orang tua. Mungkin juga anak tersebut terlalu bandel sehingga ada mediasai," ujarnya.
Ia juga berharap, kedepan semua pihak bisa menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan. Terhadap orang tua, diharapkan peran sertanya untuk membantu guru menjaga anak-anaknya.
"Karena tanggung jawab orang tua lebih banyak terhadap anaknya. Karena jam sekolah terbatas juga," ujarnya.