Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bendahara Persiba Penuhi Panggilan Kejati DIY

Bendahara Persiba Bantul Yulianto dan Dahono, akhirnya memenuhi panggilan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DIY

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Bendahara Persiba Penuhi Panggilan Kejati DIY
Kejari Logo 

Skandal Dana Hibah Persiba Bantul

TRIBUNNEWS.COM  YOGYA,  - Bendahara Persiba Bantul Yulianto dan Dahono, akhirnya memenuhi panggilan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DIY memberikan keterangan mengenai laporan keuangan tim sepakbola Kabupaten Bantul tersebut. Keduanya datang, setelah meminta ijin menangguhkan pemeriksaan dengan memberikan surat keterangan sakit.

Menurut Aspidsus Kejati DIY Pindo Kartikani, menyatakan selain dua orang bendahara Persiba juga memanggil mantan Kepala DPPKAD Kabupaten Bantul Abu Dzarin Noorhadi. Abu Dzarin dipanggil sebagai saksi, saat dana hibah dari APBD untuk Persiba dicairkan.

"Hari ini, ada tiga orang yang dipanggil dan dimintai keterangan mengenai seputar dana hibah APBD ke Persiba senilai Rp 12,5 miliar," kata Pindo, kepada wartawan di Gedung Kejati DIY, Rabu (21/8).

Menurutnya, memang susah jika saksi tidak bicara apa adanya dan akan menyulitkan dirinya termasuk memperlama penyidikan. Saksi, akan terus kembali dipanggil jika keterangannya belum cukup untuk membuat jelas perkara yang ditangani.

Abu Dzarin, merupakan Kepala DPPKAD Kabupaten Bantul yang menandatangani pencairan dana hibah untuk Persiba dari APBD sebesar Rp 8 miliar. Dia, diperiksa sejak pagi pukul 09.00 WIB dan menjawab beberapa pertanyaan dari tim penyidik Kejati DIY.
Koordinator Intel Kejati DIY Abdullah, yang ikut memeriksa dua bendahara Persiba Bantul, menyatakan banyak keterangan dari saksi yang berubah dengan pemeriksaan pertama. Keterangan yang berubah-rubah, tidak dipermasalahkannya karena tim penyidik sudah mempunyai data dan bukti awal.

Berita Rekomendasi

"Kalau sampai mempersulit penyidikan atau memberikan keterangan palsu, bukan tidak mungkin kami tetapkan sebagai tersangka," jelas Abdullah.

Pemeriksaan kepada kedua bendahara Persiba Bantul, lanjutnya akan berlangsung lama karena mengingat posisinya yang sangat penting. Saat penyelidikan saja, masih kata Abdullah keduanya dipanggil sampai enam kali.

"Baik Dahono dan Yulianto, paling tidak akan diperiksa sebanyak tiga sampai empat kali mengenai pembukuan yang mereka buat," tuturnya.

Keduanya baik Dahono maupun Yulianto, sebelumnya tidak menghadiri pemeriksaan kedua dengan memberikan ijin sakit. Setelah dilakukan pengecekan ke rumah sakit yang memberikan ijin, kedua orang tersebut memang sakit dan baru bisa menghadiri pemeriksaan pada hari ini (kemarin).

Abdullah, mengatakan telah mengajukan 25 pertanyaan ke Dahono dan jawaban yang diberikan belum cukup menjelaskan ke semua aspek. Aspek tersebut mulai dari pencairan, penggunaannya dan pertanggungjawabnya banyak yang kacau.

"Jangankan Dahono dan Yulianto yang memiliki posisi penting diperiksa lebih dari satu kali, Brianto yang tidak pada posisi seperti mereka saja bolak-balik ke sini," papar Abdullah.

Menurutnya, dari beberapa kali pemeriksaan kepada saksi-saksi ada petunjuk mengarah pada tersangka baru. Tetapi, dia tidak mau menyebutkan secara detil siapa tersangka baru tersebut dan apa perannya. (ptt)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas