Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

250 Hektar Sawah di Oesao Mengering

Sekitar 250 hektar sawah di Oesao, Kupang Timur, Kabupaten Kupang, kekeringan

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in 250 Hektar Sawah di Oesao Mengering
Sawah kering 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit

TRIBUNNEWS.COM, OELAMASI--Sekitar 250 hektar sawah di Oesao, Kupang Timur, Kabupaten Kupang, kekeringan karena ketiadaan pasokan air. Padi berumur dua bulan mulai menguning dan tanah retak di sana-sini.

"Mau bagaimana lagi? Risiko petani sawah begini. Kami tidak menyangka musim panas tahun ini datang lebih cepat. Air pun cepat menghilang. Bahkan persediaan air di hulu juga sudah mulai menipis," jelas Semy Mahuhory (45), salah satu petani sawah di Oesao, yang ditemui, Kamis (22/8/2013).

Lazimnya, kata Semy, bulan Juli-Agustus adalah sisa bulan basah, yang dimanfaatkan petani sawah untuk menanam padi. Meski kadang harus dibantu dengan menyedot air dari sumur bor milik petani yang ada di lahannya. "Tahun ini, benar-benar kering. Musim panas datang lebih awal. Biasanya September atau Oktober puncak kemarau. Tapi sekarang, sudah sangat panas sekali. Tanah sawah sampai retak dan pecah-pecah. Padi umur dua bulan menguning," keluh Semy.

Semy mengaku dikalahkan secara telak oleh perubahan cuaca yang berubah drastis dan tidak mudah ditebak. "Sawah saya dua hektar mengering. Padi yang ditanam sejak bulan Juli lalu semua sudah menguning. Tanah retak dan pecah. Saya punya dua sumur bor di areal sawah. Tapi airnya tidak mencukupi," katanya.

Jika dipaksakan menghidupkan mesin pompa air, kata Semy, justru ia merugi. Pengeluaran beli bensin untuk menghidupkan mesin pompa sangat besar. Apalagi harga BBM sudah naik. "Mungkin saya harus tanam jagung saja. Biar ada pemasukan untuk menutup kerugian yang terlanjur terjadi saat menanam padi," katanya.

Penjelasan yang sama disampaikan Otnial Tuka, salah satu petani sawah. Ia mengaku sempat mengutang di tetangga untuk beli pupuk. "Tapi sekarang padi sudah menguning karena ketiadaan air. Tanah sudah retak dan pecah-pecah. Istri saya tiap hari mengomel gara-gara banyak hutang untuk beli pupuk," kata pria setengah baya ini.

Berita Rekomendasi

Ia merencanakan akan mendinginkan kembali lahannya. Nanti dipakai untuk menanam jagung dan sayuran. Tuka menyarankan kepada Pemkab Kupang untuk membangun waduk di bagian hulu. "Jadi saat musim panas begini, masih ada persediaan air buat para petani," sarannya.

Sebagaimana disaksikan Pos Kupang, lahan sawah milik para petani di Oesao sudah mengering. Tanah tampak retak dan pecah. Padi layu dan menguning. Bahkan ada yang sudah mengering (fuso). Beberapa petani sudah membajak ulang lahan sawahnya untuk ditanami jagung. Petani lainnya menanami dengan sayuran terung dan sawi. Mereka menggunakan air yang disedot dari sumur bor. *

Tags:
Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas