17 Jam Lebih Api Hanguskan Pasar Induk Cianjur
Kebakaran hebat terjadi di Pasar Induk Cianjur (PIC), Jalan Suroso, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Kebakaran hebat terjadi di Pasar Induk Cianjur (PIC), Jalan Suroso, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Selasa (27/8) sekitar pukul 01.30.
Hampir semua bangunan pasar seluas 1,8 hektare ini ludes terbakar. Hingga pukul 18.00, api masih belum dikuasai sepenuhnya, bahkan masih membakar kios-kios di lantai dasar.
Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun kerugian materi diperkirakan mencapai belasan miliar rupiah. Aktivitas sehari-hari para pedagang di PIC pun lumpuh seketika. Para pedagang pasrah dengan keadaan lantaran barang dagangan mereka ludes terbakar bersama pasar.
Seperti yang dirasakan Haji Ela (47), pemilik kios sembako berukuran 2,5 m x 2,5 m di Blok G14. Warga RT 02/RW 02 Kampung Cikidang, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, ini bingung lantaran sejumlah dagangan yang terbakar berstatus utang, misalnya rokok, yang bernilai hampir mencapai Rp 170 juta.
"Ada dua perusahaan yang menyetor rokok kepada saya. Kedua perusahaan ini pasti tidak mau tahu dengan peristiwa yang kami alami. Dan biasanya setiap seminggu sekali saya harus membayar kewajiban. Untuk minggu ini saya belum membayarnya, tapi saya sendiri tidak bisa berjualan lagi," kata Ela kepada Tribun ketika ditemui di lokasi kejadian dini hari kemarin.
Diakui Ela, berdagang merupakan mata pencahariannya sehari-hari. Ia menggantungkan dan menghidupi keluarganya dengan berjualan sembako di PIC selama tiga belas tahun. Itu sebabnya ia pasrah dengan musibah yang dialaminya tersebut.
"Saya sendiri belum tahu harus berbuat apa ke depannya. Sebab, tak ada yang bisa diselamatkan dari peristiwa ini. Hanya bon-bon pelanggan dan kacamata yang saya bawa ketika tutup toko," ujar Ela sembari meneteskan air mata.
Kepala PIC, Asep Sudrajat, mengatakan, di PIC terdapat 2.465 kios. Jumlah itu merupakan gabungan kios dan los yang ada di pasar tersebut. Namun, ujarnya, kios yang terisi pedagang hanya sekitar 35 persen. Pedagang di PIC memang lebih banyak berjualan di luar pasar ketimbang di dalam pasar.
"Lantai satu banyak yang jualan sandang, sedangkan lantai dasar banyak yang menjual sembako dan kebutuhan lainnya," kata Asep kepada Tribun ketika ditemui di lokasi kejadian kemarin.
Asep membantah anggapan bahwa pengamanan pasar terhadap kebakaran minim. Diakunya, PIC memiliki antisipasi untuk mengatasi terjadinya kebakaran. Satu di antaranya firebox (granat air berbentuk semangka) di setiap sudut pasar. Jumlahnya pun sekitar 45 buah. Namun besarnya kobaran api membuat peralatan tersebut tak mampu meredam api yang terus menjalar ke hampir semua bangunan pasar.
"Untuk pengamanan rutin sendiri ada 12 orang petugas keamanan berjaga pada waktu kejadian. Tapi api yang berasal dari satu kios di wilayah barat daya tidak dapat dialokalisir. Air sendiri sebetulnya ada dari setiap kamar mandi. Tapi karena listrik mati, air tidak bisa mengalir," kata Asep. Ia pun mengatakan, api muncul dari toko kitab yang terletak di wilayah selatan.
Petugas Kewalahan
Para petugas pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Cianjur kewalahan mengatasi kebakaran. Minimnya armada membuat damkar tak lekas memadamkan api. Operator pemadam kebakaran, Daryana, mengatakan, enam unit mobil damkar diturunkan untuk menjinakkan si jago merah itu.
"Idealnya untuk memadamkan pasar hampir satu hektare ini dibutuhkan sedikitnya 20 unit mobil damkar. Namun dengan armada yang kami miliki kami tetap berusaha memadamkan api meski juga dengan peralatan ala kadarnya," kata Daryana kepada Tribun di lokasi kejadian.
Selama pemadaman, empat mobil damkar dari luar Cianjur pun turut membantu memadamkan kebakaran. Mereka didatangkan dari Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.