Seharian Gunung Lokon Meletus 14 Kali
Sejak pagi hingga sore hari ini, tercatat sedikitnya Gunung Lokon 14 kali meletus, dimana letusan terbesar terjadi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Manado, Warstef Abisada
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Tak pernah berhenti 'batuk'. Seperti itulah perilaku yang ditunjukkan Gunung Lokon di Tomohon. Setelah Senin (9/9/2013) sekitar pukul 06.34 Wita gunung ini sempat meletus dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter, kini hal serupa terjadi Selasa (10/9/2013) hari ini.
Sejak pagi hingga sore hari ini, tercatat sedikitnya Gunung Lokon 14 kali meletus, dimana letusan terbesar terjadi pukul 06.15 Wita dan 06.45 Wita. Letusan pertama mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 1.500 meter. Berselang 30 menit kemudian volume abu vulkanik yang lebih besar tampak, dengan ketinggian mencapai 3.000 meter.
Warga pun sempat menyaksikan fenomena alam menarik ini, sebab tak sampai membahayakan dan mengancam keselamatan.
"Letusan Lokon untuk pagi ini terjadi dua kali, yakni pukul 06.15 Wita dan 06.45 Wita dengan ketinggian abu letusan berkisar kurang lebih 1.500 meter dan 3.000 m," kata Danramil Tomohon, Kapten Kavaleri Ahmad Nurdin.
Abu vulkanik tertiup angin ke arah Barat Laut, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat Tomohon. "Keadaan Gunung Lokon masih status siaga, jadi warga diminta tetap waspada," katanya.
Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon mengungkapkan sebelum terjadi letusan, tanda-tanda memang sudah terlihat sejak sehari sebelumnya, ketika terjadi peningkatan aktivitas signifikan sejak pukul 20.00 Wita.
"Setelah meletus Senin pagi, pada malam harinya aktivitas naik lagi, dengan terekamnya gempa vulkanik baik dangkal maupun dalam sehingga memicu letusan secara terus menerus pada hari ini. Tapi, beruntung material yang dikeluarkan tak sampai jatuh di Tomohon," tuturnya.
Dijelaskan Farid, hingga kini status Gunung Lokon masih tetap dipertahankan pada level III (siaga), karena aktivitas magmatig masih sangat tinggi, begitu juga dengan potensi ancamannya.
"Status belum diturunkan atau dinaikkan, masih dipertahankan pada status siaga karena aktivitas magmatig yang dapat memicu terjadinya letusan masih tinggi. Jadi, masyarakat masih tidak diperbolehkan mendekati zona bahaya 2,5 Km atau melakukan pendakian hingga ke puncak, karena dapat mengancam keselamatan," ujarnya. (War)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.