Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masjid Pondok Pesantren Diserang Saat Ditinggal Karnaval 17 Agustusan

DPRD Jember meminta semua pihak yang terlibat dalam kerusuhan di Desa Puger Kulon, Jember

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Masjid Pondok Pesantren Diserang Saat Ditinggal Karnaval 17 Agustusan
kompas.com
Beberapa orang mengumpulkan pecahan kaca yang berserakan 

Tribunnews.com, Jember  — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember meminta semua pihak yang terlibat dalam kerusuhan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, duduk bersama untuk membahas akar persoalan rusuh yang terjadi pada Rabu (11/9/2013).

"Tentu kami prihatin atas kejadian ini, apalagi sudah ada korban jiwa," kata Wakil Ketua DPRD Jember, Miftahul Ulum, yang datang ke lokasi kejadian, Rabu. Peristiwa ini, menurut dia, harus menjadi pelajaran bersama bagi semua pihak agar tak terulang lagi.

Ulum mengaku akan mengundang semua pihak terkait, seperti kepolisian, kejaksaan, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), serta dua pimpinan kelompok yang bersengketa di Puger.

"Semuanya sangat memungkinkan karena kami sebelumnya sudah pernah duduk bersama terkait konflik di Puger ini, dan hasilnya saat itu sangat baik," imbuh Ulum. Dia pun meminta semua tokoh warga untuk mengimbau masyarakat tidak beraksi sendiri. Dia khawatir ada pihak lain yang memanfaatkan situasi dan memperkeruh suasana.

Diberitakan sebelumnya, satu orang ditemukan tewas menyusul kerusuhan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu. Korban tewas bernama Eko Mardi (45), warga Desa Puger. Selain korban tewas, dua orang juga luka parah dan masih dirawat di puskesmas.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, bentrokan berawal dari perayaan karnaval untuk memperingati 17 Agustus oleh simpatisan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Habib Ali di Desa Puger Kulon. Saat ponpes dalam keadaan sepi ditinggal karnaval, tiba-tiba sekelompok massa lain yang menentang karnaval menyerang ponpes dan merusak sejumlah fasilitas.

Dalam serangan itu masjid dan fasilitas lain ponpes, termasuk 41 sepeda motor, dirusak massa. Eko ditemukan tewas di pantai, tak jauh dari lokasi ponpes.

Berita Rekomendasi

Ketua panitia karnaval, Habib Isa, menyayangkan perusakan itu. Dia mempertanyakan polisi yang tidak bisa meredam kejadian tersebut. Dia meminta polisi untuk mengusut kasus tersebut.

Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan. Untuk mencegah kerusuhan susulan, personel Brimob didatangkan dari Polda Jatim untuk menjaga ketat lokasi bentrokan.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas