Rendemen Tebu di Jabar Masih Rendah
Rendemen tebu petani di Jabar masih rendah. Dari tahun ke tahun angkanya tak jauh dari 6,5 persen
Editor: Budi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM CIREBON, - Rendemen tebu petani di Jabar masih rendah. Dari tahun ke tahun angkanya tak jauh dari 6,5 persen. Padahal pemerintah berjanji akan menaikkan rendemen tebu di Jabar hingga mencapai angka 8 persen.
Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), HM Anwar Asmali mengatakan, rendahnya rendemen tebu petani di Jabar karena kondisi mesin pabrik gula yang uzur. Mesin tersebut tidak bisa bekerja optimal sehingga gula yang dihasilkan pun menjadi minim.
Selama ini petani tebu di Jabar memanfaatkan pabrik gula milik BUMN untuk menggiling tebu hasil panen. Pabrik tersebut adalah peninggalan Belanda, dan usianya sudah uzur. Ada lima pabrik gula milik BUMN di Jabar, yakni tiga di Cirebon, satu di Jatitujuh, dan satu lagi berada di Subang.
"Semua pabrik dalam kondisi mengkhawatirkan. Mesinnya tak ada yang baru sehingga rendemen tebu tak pernah naik," kata Anwar Asmali saat temu wartawan, Senin (16/9) sore.
Anwar mengungkapkan, sebelumnya Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan sempat berjanji menaikkan rendemen tebu petani di Jabar. Saat berkunjung ke pabrik gula di Cirebon, Dahlan Iskan mengatakan bisa menaikkan rendemen tebu sampai angka 8 persen. Caranya dengan revitalisasi pabrik gula.
Namun sayang sampai sejauh ini belum ada revitalisasi di pabrik gula milik BUMN. Alhasil, petani tebu pun belum merasakan tingginya rendemen tebu. "Dari dulu sampai sekarang angka (rendemen)-nya tak jauh dari 6,5 persen. Pernah di pabrik gula Jatitujuh angkanya mencapai 9 persen tapi cuma sekali saja dan itu kebetulan semata," kata Anwar Asmali. (*)