Tubuh Lain dari Rongga Mulut Bayi Itu Tanpa Kepala
Kaki dan tangan Ginan Septian Nugraha, bayi berusia lima hari, terus bergerak aktif.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah dan M Zezen ZM
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kaki dan tangan Ginan Septian Nugraha, bayi berusia lima hari, terus bergerak aktif.
Namun sayang, bayi berjenis kelamin lelaki, tak bisa menggerakkan kepalanya. Dari rongga mulutnya keluar tubuh lain, tapi tanpa kepala.
Ada dua kaki dan tangan yang semuanya tidak sempurna. Tubuh inilah yang membuat bayi asal Kampung Cikadu RT 28/10 Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, tidak bisa menggerakkan kepalanya.
Ironisnya, mulut Ginan harus terus menganga karena adanya tubuh tersebut. Anak ketiga pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33), lahir pada Kamis (19/9/2013) pukul 17.00 WIB di rumah orangtuanya.
Saat lahir, Yani dibantu bidan setempat serta seorang paraji. Tak disangka, Yani, yang melahirkan normal, mengeluarkan bayi tapi ada dua tubuh. Satu bayi bertubuh normal, sedangkan satunya lagi tidak normal.
Ginan memiliki tubuh sempurna. Ada kepala, dua tangan, dan dua kaki. Namun, tubuh satunya lagi yang keluar (bisa dibilang menempel) dari mulut Ginan, hanya tubuh yang besarnya seperti lengan orang dewasa.
Namun, ada dua kaki meski tidak sempurna. Satu kaki memiliki delapan jari, kaki lainnya hanya empat jari. Selain itu, ada satu tangan yang hanya memiliki empat jari. Organ-organ tubuh tersebut juga tidak tumbuh sempurna.
"Saat lahir, di mulut bayi banyak keluar darah. Ternyata ada bayi lain tapi tanpa kepala," kata Ai Rohaeti (45), kakak kandung Yani, ibu kandung Ginan, saat ditemui di ruang tunggu Neonatal Intensive Care Unit (NICU) lantai satu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Senin (23/9/2013).
Menurut Ai, setelah dibersihkan, Ginan langsung dibawa bidan ke RS Cibabat, Cimahi. Namun hanya sesaat, Ginan langsung dirujuk ke RSHS. Saat itu Yani tidak tahu kondisi anaknya. Hanya Aep yang tahu serta beberapa kerabat.
"Yani sempat tanya, kenapa bayinya langsung dibawa ke rumah sakit. Dia ingin lihat," ujar Ai.
Hingga kemarin, Yani belum sekali pun melihat anak ketiganya. Keluarga khawatir Yani akan shock bila melihat anaknya.
Namun, karena hingga hari keempat ia juga tidak diperkenankan melihat bayinya dan terus bertanya-tanya, akhirnya Ai dan Aep terpaksa menceritakan kondisi Ginan.
"Saya tanya, siap enggak kalau dikasih tahu kondisi anak kamu? Dia bilang siap, tapi setelah diberi tahu, dia nangis terus. Sampai sekarang tetap belum lihat Ginan," ungkap Ai.
Bukan hanya ibunya yang tidak tega melihat. Aep, ayahnya, pun mengaku tidak tega. Ia hanya melihat beberapa kali, itu pun ada yang dilihatnya tidak langsung.
"Perasaan reuwas, nalangsa," ucap Aep, yang terus menunggu Ginan di RSHS. (*)