Enam Pengungsi Bantah Cari Suaka ke Aaustralia
Para pengungsi tersebut ditangkap setelah polisi yang sedang berpatroli mencurigai mobil yang sedang terparkir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Aparat Polsek Cileunyi menangkap enam pengungsi Rohingya, Myanmar, Kamis (3/10/2013). Para pengungsi tersebut ditangkap setelah polisi yang sedang berpatroli mencurigai mobil yang sedang terparkir di Jalan Raya Bandung Garut, kemarin siang.
"Jendela mobil yang terparkir itu tertutup. Padahal ada orang banyak di dalamnya. Sopir mobilnya tidak ada," ujar salah seorang petugas yang hari itu berpatroli, Aiptu Darajat Wiryawan, di Mapolsek Cileunyi.
Setelah melihat kendaraan itu, ia pun langsung bertanya kepada para penumpang di dalamnya. Namun mereka tidak bisa menjawab dengan baik. Bahasa Indonesianya pun terbata-bata.
"Pas saya tanya mereka hanya bilang, Myanmar-myanmar saja. Setelah itu baru saya tahu kalau mereka bukan orang Indonesia. Kalau lihat selewat sih kayak orang Indonesia," ujarnya.
Setelah mengetahui jika keenam orang itu bukan warga Indonesia, ia pun menggiring mereka ke Polsek Cileunyi untuk dimintai keterangan.
Kapolres Bandung, AKBP Jamaludin, didampingi Kapolsek Cileunyi Kompol, Asep Gunawan beserta Kanitreskrim Polsek Cileunyi, AKP Wahyu Agung, mengatakan sopir mobil Avanza bernomor polisi D 1855 DM itu kabur.
"Untuk kendaraannya juga sudah kami amankan bersama para pengungsinya. Sedangkan sopirnya masih kami cari keberadaanya," ujar Jamaludin.
Pihaknya kini sedang mengembangkan penyelidikan terhadap para pengungsi tersebut. Termasuk mencari sopir mobil untuk mengetahui tujuan pasti mereka. Namun menurut pengakuan para pengungsi mereka tidak akan mencari suaka ke Australia. Pasalnya mereka telah bekerja di Indonesia.
Keenam pengungsi yang diamankan yaitu Sadiqul Islam (25), Zahirudin (21), Mohammad Hashim (20), Roes Udin (20), Jahid Hossain (20), dan Rahat (20). Tiga nama terakhir tidak mempunyai dokumen. Sedangkan sisanya mempunyai dokumen dari United Nation High Commisioner for Refugees (UNHCR).
"Jika ada orang-orang yang diduga dari negara lain silahkan untuk melapor. Apalagi jika orang tersebut mencurigakan," katanya.
Zahirudin (21), salah seorang pengungsi menuturkan, jika ia sudah berada di Indonesia sejak enam bulan lalu. Dengan Bahasa Indonesia yang terbata-bata ia mencoba menerangkan tujuannya berada di Indonesia. Mereka tidak berniat mencari suaka ke Australia.
"Saya dari Myanmar menuju Medan. Lalu pergi ke Bogor. Di sana saya kerja jadi pegawai bangunan. Bayaran per harinya Rp 50-70 ribu per hari. Saya lalu kabur ke Garut karena pernah ditangkap di Bogor," kata Zahirudin.
Ia bersama lima orang rekannya kemudian bersembunyi di Garut selama dua hari. Setelah bersembunyi ia bermaksud untuk pergi ke Jakarta. Saat menuju Jakarta tersebut di Jalan Raya Bandung Garut dia bersama teman-temannya diamankan petugas.
"Kami bayar sopir sebesar Rp 1 juta. Kami meminta tolong kepada sopir yang untuk mengantar ke Jakarta. Tapi sekarang sopirnya tidak tahu kemana," katanya (aa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.