Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Bersiap Hadapi Gas Beracun Tangkuban Parahu

Warga di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, mulai menyiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk letusan gunung api.

zoom-in Warga Bersiap Hadapi Gas Beracun Tangkuban Parahu
Kawah gunung tangkuban perahu 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG BARAT - Warga di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, mulai menyiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk letusan gunung api.

Hingga hari keempat penetapan status Waspada, letusan freatik masih terjadi, ditambah konsentrasi gas beracun juga terpantau tinggi di sekitar Kawah Ratu, kawah utama Tangkuban Parahu.

"Kami sudah menginstruksikan warga di empat dari tujuh desa terdekat dengan Gunung Tangkuban Parahu untuk berjaga secara bergiliran di pos siskamling. Selain memantau keadaan gunung dengan mata telanjang, sosialisasi kondisi terakhir Tangkuban Parahu dari alat di pos pengamatan selalu kami sampaikan setiap hari," kata Vino Subriadi, Camat Ciater, Kabupaten Subang, saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (8/10/2013).

Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, terjadi sembilan kali letusan freatik pada 5-8 Oktober 2013. Letusan freatik tak bersumber dari magma, tetapi letusan yang terjadi akibat tekanan gas.

Letusan terbanyak terjadi pada 7 Oktober, sebanyak lima letusan freatik. Kemarin, kepulan asap terlihat jelas dari rumah warga yang berjarak sekitar 8 kilometer dari puncak.

Kandungan gas sulfur dioksida juga terekam tinggi 4,8 part per million (ppm)-7,5 ppm. Ambang batas berbahaya 2 ppm. Kandungan gas hidrogen sulfida terekam 2 ppm-4 ppm. Kandungan aman karena ambang batas 10 ppm.

Belum terdeteksi kandungan gas berbahaya, seperti karbon monoksida dan karbon dioksida. Warga dilarang beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari puncak.

Berita Rekomendasi

Vino mengatakan, hal itu dilakukan karena sejumlah warga di desa terdekat mulai menanyakan kondisi Tangkuban Parahu. Desa-desa itu adalah Ciater, Palasari, Nagrak, dan Cisaat di Kecamatan Ciater.

Meski evakuasi belum perlu dilakukan, kata Letnan Kolonel Priandi, Kepala Seksi Operasi Komando Resor Militer 063/Sunan Gunung Jati, pihaknya mulai menyiapkan jalur evakuasi dan lokasi pengungsian bagi warga.

Kemarin, sekitar pukul 08.16, Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus. Ini letusan ke-26 selama Oktober ini. Letusan magmatik ini menyeburkan asap kelabu tebal hingga ketinggian 400 meter. Status gunung masih waspada sejak letusan pertama 3 Agustus 2011. Warga tetap dilarang beraktivitas di radius 3 km dari puncak.

"Aktivitas gunung cukup tinggi," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Marapi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Warseno. (che/wsi)

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas