Siswa SMA di Timor Gelar Aksi karena Gurunya Dimutasikan
Gara-gara guru favoritnya dimutasikan, 64 siswa kelas III SMA Negeri 1 Kefamenanu, NTT, menggelar aksi protes.
TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Gara-gara guru favoritnya dimutasikan, 64 siswa kelas III SMA Negeri 1 Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, menggelar aksi protes.
Aksi itu, mereka lakukan di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten TTU. Mereka menolak dua orang guru mereka dimutasikan ke sekolah.
Koordinator siswa, Maria Delastrada Sareng, Jumat (11/10/2013), mengatakan aksi yang dilakukan siswa itu karena guru yang dimutasi tersebut adalah guru mata pelajaran ujian nasional (UN) yang selama ini mendampingi siswa. Oleh karena itu, mereka meminta Dinas Pendidikan segera meninjau SK mutasi yang sudah dikeluarkan.
"Kami datang ke sini karena tidak puas. Dua guru mata pelajaran yakni matematika dan biologi dimutasi ke sekolah lain, padahal bulan November ini, kami mau ujian semester dan try out," keluh Maria.
"Guru kami itu sudah berpengalaman 12 tahun mengajar di sekolah sehingga cara mengajarnya mudah kami mengerti. Guru kami itu juga, selalu memberikan trik-trik yang mudah sehingga waktu kami mengerjakan soal itu kami tidak mengalami kesulitan," sambung Maria.
Menurut Maria, dalam waktu dekat ini, siswa akan menghadapi ujian akhir semester (UAS) sehingga kalau ada pergantian guru, maka mereka akan kesulitan untuk menyesuaikan dengan cara mengajar guru baru.
"Kalau ada pergantian guru, bagaimana kami harus menyesuaikan dengan guru yang baru, pasti akan mempunyai metode belajar yang berbeda-beda," kata Maria.
Maria mengatakan, siswa akan terus menuntut agar Dinas Pendidikan membatalkan SK mutasi tersebut, karena kalau tidak, maka mereka mengancam akan menduduki lagi kantor Dinas Pendidikan sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kedatangan puluhan siswa ini ingin menemui langsung Kepala Dinas Pendidikan, Vinsensius Saba. Mereka gagal lantaran Vinsensius sedang berada di luar daerah. Para siswa ini pun hanya diterima oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Dominikus Opat.
"Ya, aspirasi adik-adik akan saya tampung dan sampaikan ke kepala Dinas dan pak Bupati untuk dibicarakan, karena saya tidak memiliki kewenangan untu memutuskan hal itu," kata Opat. Mendengar penjelasan tersebut, puluhan siswa langsung membubarkan diri.