Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga TTU Tuduh Orang Timor Leste Sering Curi Sapi

Sebanyak 19 ekor sapi milik warga Kampung Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten TTU, hilang.

zoom-in Warga TTU Tuduh Orang Timor Leste Sering Curi Sapi
Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere
Inilah Lahan Yang Disengketakan Oleh Warga Indonesia dan Tior Leste dan Terlihat Tentara Timor Leste Sementara Berjaga-Jaga, Rabu (16/10/2013) 

TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Sebanyak 19 ekor sapi milik warga Kampung Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, hilang.

Warga menduga, sapi-sapi itu dicuri warga Timor Leste sebelum pecah bentrokan dengan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Oekusi, Timor Leste.

"Tadi pagi 10 orang warga Desa Sunsea yang didampingi enam anggota TNI perbatasan bertemu dengan polisi Timor Leste di posnya untuk membicarakan kasus itu. Setelah terjadi kesepakatan, warga bersama TNI masuk ke wilayah Timor Leste untuk mencari sapi tersebut, tapi belum ditemukan," kata tokoh pemuda Desa Sunsea, Lusianus Oematan, Kamis (17/10/2013) sore.

Menurut Lusianus, warga yang bermukim di desanya dan desa tetangga lainnya seringkali kehilangan sapi, namun jumlah sapi warga yang hilang kali ini adalah yang paling banyak.

"Harapan kami, mudah-mudahan dengan terjadinya banyak persoalan perbatasan ini, pemerintah bisa secepatnya merespon sehingga bisa cepat selesai masalahnya. Apalagi persoalan ini antar negara," harap Lusianus.

Seperti diberitakan, gara-gara berebut tanah di wilayah zona netral, warga Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, terlibat saling serang dengan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekusi, Timor Leste.

Menurut warga, warga Timor Leste melakukan penggusuran untuk pekerjaan jalan raya dengan menggeser garis batas masuk ke wilayah NKRI sepanjang 500 meter, kemudian perusakan pilar batas oleh warga Timor Leste yang dibantu dengan militer Cipol. Padahal, pilar perbatasan itu sudah dibangun sejak tahun 1911. Selain itu, belasan kuburan leluhur warga juga ikut dirusak.

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas