KPH Notonegoro tak Dikenal Tetangganya Sendiri
Menjadi menantu dari Kasultanan Yogyakarta, tidak harus dikenal banyak orang.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Menjadi menantu dari Kasultanan Yogyakarta, tidak harus dikenal banyak orang.
Seperti Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, yang akan menjadi suami dari GKR Hayu. Ia tidak banyak dikenal oleh warga Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kudus, yang merupakan tetangganya.
Hal itu wajar saja. Pasalnya, ayah dari KPH Notonegoro yaitu Sigim Mahmoed merupakan seorang anggota TNI. Karenanya, KPH Notonegoro yang memiliki nama kecil Angger Pribadi Wibowo itu harus mengikuti ayahnya di manapun ditugaskan.
Terakhir, Sigim menjabat sebagai Dandim 0722 Kudus sehingga membuat Notonegoro ikut ayahnya tinggal di Kudus. Rumah KPH Notonegoro berada di Perumahan Tanjung Matra nomor 48, RT 2 RW 5, Desa Tanjungkarang, Jati, Kudus.
Seorang tetangganya, Wahyudi Santoso, mengaku tidak begitu mengenal Notonegoro. Hal itu dikarenakan, Notonegoro tidak pernah berada lama di rumah orang tuanya di perumahan tersebut.
"Tapi saya pernah berbincang dengan dia sekali yaitu waktu acara 17 Agustus tahun lalu. Tapi pembicaraan saya dengannya hanya biasa saja sebagai tetangga," kata Wahyudi yang rumahnya berjarak sekitar 50 meter dari rumah Notonegoro dan hanya berselang satu rumah saja itu, Senin (21/10/2013).
Tidak begitu dikenalnya sosol Notonegoro di kalangan tetangga, menurut Wahyudi, dikarenakan kehidupan Notonegoro yang sehari-hari tidak di rumah. Notonegoro lebih sering berada di Jakarta mengikuti pekerjaannya di United Nations Development Programme (UNDP).
"Selain itu juga karena pergaulannya yang berbeda. Dia memiliki garis keturunan bangsawan Solo dari garis ibunya," tambah Wahyudi.
Tetangga Notonegoro lain, Abdurrohim (34) mengatakan, dirinya tidak pernah tahu sosok Notonegoro. Bahkan bertemu pun juga tidak pernah. Namun, Abdurrohim mengetahui bahwa anak dari pasangan Kolonel Kavaleri (Purn) Sigim Mahmoed dan Raden Ayu Nusye Retnowati itu menjadi menantu di Kasultanan Yogyakarta.
"Saya dengarnya yang dari omongan tetangga," ujarnya.
Hal berbeda disampaikan tetangga lainnya, Supadi (55). Supadi mengaku memang mengenal kedua orang tuanya. Akan tetapi dirinya tidak mengenal nama Notonegoro maupun nama kecilnya, Angger. Bahkan, Supadi juga tidak mengetahui jika Notonegoro akan mempersunting putri Raja Yogyakarta.
"Saya tidak tahu apa-apa. Saya dengar infonya malah baru kali ini," tutur pemilik bengkel mobil yang berada di sebelah rumah Notonegoro itu.
Meski banyak tetangganya yang tidak mengenal Notonegoro, baik Wahyudi maupun Abdurrohim mengakui jika mereka mendapat undangan untuk menghadiri acara ngunduh mantu yang akan digelar di Hotel Gryptha Kudus pada 26 Oktober yang akan datang.
"Seluruh tetangga diundang kok," tambah Wahyudi.
Pantauan Tribun Jateng di rumah Notonegoro, terlihat sepi. Seluruh pintu dan jendela rumah tertutup. Ketika Tribun Jateng mendatangi rumahnya, keluar adik sepupu Notonegoro yang bernama Cariesa Febriana (24).
Dia mengatakan, seluruh anggota keluarga sudah berada di Yogyakarta sejak Kamis (17/10/2013) yang lalu untuk mengikuti serangkaian prosesi pernikahan.
"Keluarga sudah berangkat semua. Jadi rumahnya kosong dan saya yang menunggui rumahnya," kata Cariesa.
Akan tetapi ketika dimintai keterangan mengenai sosok Notonegoro, Cariesa enggan berkomentar. Dia beralasan tidak mengetahui bagaimana kehidupan Notonegoro semasa kecilnya.
"Kan dulu saya masih kecil sekali jadi tidak faham. Apalagi tinggalnya juga berpindah-pindah," tutupnya.