Marak Pencurian Ternak, Warga Pamekasan Bawa Sapi ke Polsek
Kedatangan mereka ke Polsek Kadur bertujuan untuk mendesak Kapolsek Kadur, AKP Sakrani, segera menangkap pelaku
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN — Ratusan warga Dusun Konkokon, Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (21/10/2013), mendatangi kantor Polsek Kadur.
Kedatangan mereka ke Polsek Kadur bertujuan untuk mendesak Kapolsek Kadur, AKP Sakrani, segera menangkap pelaku upaya pencurian dua sapi milik Armuji. Menggunakan kendaraan bak terbuka, mereka membawa seekor sapiyang selamat dari upaya pencurian ternak.
Warga datang dengan emosi yang meluap-luap. Pencurian yang terjadi di desa mereka dan desa-desa sekitar sudah membuat warga resah dan tidak nyenyak tidur di malam hari demi menjaga keamanan sapinya.
“Kami minta polisi segera menangkap pelaku yang hendak mencuri sapi di desa kami. Sebab pelakunya sudah jelas yang dibuktikan dengan handphone yang tertinggal di kandang milik Armuji tadi malam,” kata Asmoro, salah satu warga.
Asmoro menjelaskan, sebuah ponsel yang diduga milik pelaku tertinggal di lokasi pencurian sapi. Ponsel itu rusak, tetapi SIM card-nya masih berfungsi. Ketika kartu itu diaktifkan di ponsel lain, muncullah nama warga Sumenep yang dicurigai kerap mencuri sapi di Kecamatan Kadur dan Kecamatan Larangan.
“Dari HP (ponsel) itu sudah jelas siapa pelakunya. Sudah tidak ada alasan lagi bagi polisi untuk tidak menangkap pelakunya,” ungkap Asmoro.
Sementara itu, Kapolsek Kadur AKP Sakrani tidak bisa menangkap pelakunya saat ini. Alasannya karena kartu ponsel yang diduga milik pelaku pencurian sapi, masih diserahkan ke salah satu provider untuk pelacakan isi pesan dan perbincangan yang dilakukan pemilik kartu.
“Menangkap maling itu tidak seperti orang menguliti kacang, butuh proses dan saya sudah melakukan upaya-upaya. Yang jelas, pelakunya akan kami tangkap,” ujar Sakrani.
Ucapan Sakrani kemudian memantik emosi warga karena tidak memberikan kepastian waktu. Warga mencoba masuk ke dalam kantor Polsek, tetapi dihalangi anggota polisi. Warga dengan polisi terlibat kericuhan dan nyaris adu fisik. Akhirnya emosi warga bisa diredam.
Warga menilai, jika waktu terus diulur-ulur kasusnya akan hilang karena dugaan adanya kongkalikong antara polisi dengan pelaku.
“Kalau Polisi tidak bisa segera menangkap pelakunya yang sudah jelas, jangan salahkan kami jika kantor ini dirusak dan kami bakar,” ungkap salah satu warga.
Atas desakan itu, Sakrani berjanji untuk menangkap pelakunya dalam waktu tidak lebih dari satu bulan. Pihaknya juga meminta dukungan kepada masyarakat agar sama-sama mengawasi kelanjutan kasus tersebut. Setelah kurang lebih satu jam setengah warga berunjuk rasa di kantor Polsek Kadur, akhirnya bubar dengan tertib. (Taufiqurrahman)