TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Siang itu, Slamet bersama teman-temanya sedang membuat pondasi cagar ayam. Kira-kira pukul 10.00 pagi terdengar suara Kretek-kretek dari bawah pondasi yang sudah berdiri kira-kira setinggi 1.5 meter dengan panjang 14 meter.

Selain itu, suara teriakan yang histeris pun terdengar dari bangunan rumah dari kayu yang berada di bawah pondasi tersebut.

Tukang bangunan, Slamet, mengatakan, ketika terjadi kejadian longsor, Minggu, (20/10/2013) pukul 10.00 pagi, ia beserta kelima temannya sedang mengerjakan pondasi cakar ayam. Seketika ia berlari ke bawah saat mengetahui pondasi tembok setinggi 1.5 meter itu roboh.

"Saya langsung lari ke bawah setelah melihat tembok pondasi itu roboh menimpa rumah bambu di bawahnya," ujarnya kepada Tribun Jateng, Senin, (21/10/2013).

Pria bertopi itu menambahkan, saat mengetahui tembok pondasi itu meruntuhi rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu, ia melihat di dalam rumah ada 4 orang penghuni dan 3 unit sepeda motor.

"Saya langsung berlari menuju rumah bambu untuk mengecek kondisi penghuni rumah dan alhamdulilah semua selamat," ucapnya.

Pria asal Batang itu, mengaku, bangunan pondasi tembok yang runtuh itu, dibangun oleh tukang yang sudah tidak dipekerjakan lagi.

"Kami tukang di sini baru sejak Sabtu kemarin, adapun pembangunan tembok pondasi yang runtuh saya tidak tahu menahu, setahu saya tukang asal Ungaran yang membangun tembok pondasi sudah tidak dipekerjakan lagi di sini," ucapnya.

Komandan Koramil X Gajahmungkur, Taryoto, mengatakan, tembok pondasi baru yang longsor itu terjadi Minggu kemarin (20/10/2013) pukul 10.00 pagi, setelah malamnya turun hujan. Adapun pondasi tersebut menimpa sebuah rumah milik Santo yang berada tepat di bawah pondasi itu berdiri.

"Pihak kami mendapatkan informasi dari warga Minggu telah terjadi longsor pada tembok pondasi rumah di wilayah Kelurahan Bendungan, Kecamatan Gajahmungkur. Satu tim kami segera meluncur ke tempat kejadian," ucapnya.