Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wasiat Istri Kades Bunuh Diri Dibuang

Teka-teki motif bunuh diri Prapti Mardiyani (40), istri Kepala Desa (Kades) Gendingan terkuak.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Wasiat Istri Kades Bunuh Diri Dibuang
IST
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM  NGAWI - Teka-teki motif bunuh diri Prapti Mardiyani (40), istri Kepala Desa (Kades) Gendingan, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Puguh Hendro S, Rabu (23/10/2013), terkuak.

"Ditemukan surat wasiat dari korban, namun surat wasiat itu sebelumnya sempat sudah dibuang oleh suaminya," ujar Kapolsek Widodaren AKP Widodo yang disampaikan Kanit Serse Aiptu Son Effendi, Sabtu (26/10/2013).

Menurut informasi yang dihimpun Surya Online di lapangan, isi surat wasiat yang ditinggalkan ibu tiga orang anak tersebut antara lain, meminta maaf karena suaminya mengganggap dirinya tidak suci dan menceritakan perselingkuhan suaminya dengan seseorang. Informasinya adalah perangkat desa setempat.

Menurut cerita tetangga yang tidak mau disebut namanya, sebenarnya Ibu Yani, panggilan akrab korban Prapti Mardiyani, adalah orang yang sangat sabar menghadapi tingkah laku suaminya yang tidak selayaknya dilakukan oleh pemimpin panutan masyarakat.

"Bu Yani itu sabar dan kuat. Saya kaget ketika mendengar kabar Bu Yani bunuh diri. Bu Lurah itu banyak cerita pada saya, bahwa beberapa kali suaminya selingkuh, ada cerita dengan ledek, dengan perempuan lain, bahkan ada dengan tetangganya sendiri. Yang terakhir ini kabarnya dengan cariknya sendiri," ujar salah satu tetangga yang akrab dengan korban.

Sementara hasil sementara otopsi di RSU dr Soetomo Surabaya, Jumat (25/10/2013), secara fisik tidak ada tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban. Namun hasil lengkap otopsi baru akan selesai dua minggu lagi. "Dua minggu lagi, kami akan serahkan hasil otopsi lengkap kepada Kepolisian setempat," ujar petugas otopsi di RSU dr Soetomo Surabaya.

Berita Rekomendasi

Orang tua korban, Ny Sitoresmi, ketika dihubungi Surya Online mengatakan, dirinya hanya bisa mendoakan semoga semua dosa anaknya diampuni Yang Maha Kuasa. "Yani tidak pernah cerita tentang penderitaan batin yang dideritanya, mungkin takut kalau menjadi beban pikiran saya dan bapaknya," ujar Ny Sitoresmi sebelum selamatan anaknya.

Sebagai orang tua korban, Sitoresmi juga berharap dan berdoa agar ketiga anak korban diberi ketabahan dan kekuatan batin dan iman, agar bisa menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, bangsa dan negara. "Semua sudah suratan Ilahi," akunya lirih.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas