Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Romo Sumarya Dikenal Rajin Berjoging

Meninggalnya Romo Ignatius Sumarya, sempat membuat kaget siswa, karyawan

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Romo Sumarya Dikenal Rajin Berjoging
rektor Seminari Menengah Petrus Kanisius Mertoyudan, Ignatius Sumarya, SJ 


TRIBUNNEWS.COM  YOGYA - Kabar meninggalnya rektor Seminari Menengah Petrus Kanisius Mertoyudan, Ignatius Sumarya, SJ, saat mengikuti lomba lari internasional Jakarta Marathon 2013, sempat membuat kaget siswa, karyawan dan juga jajaran keluarga besar sekolah calon pastur yang berada di Jalan Mayjend Bambang Sugeng, Mertoyudan, Kabupaten Magelang itu. Mereka tak menyangka kepergian pastur yang dikenal rajin berjogging ini, begitu cepat.

Romo Ignatius Dradjat Soesilo, SJ, Minister Seminari Menengah Mertoyudan, mengungkapkan sempat tidak percaya dengan kabar meninggalnya Romo Maryo (panggilan akrab Romo Sumarya). “Tentu saja, kami sebagai keluarga merasa sangat kehilangan usai mendapat kabar ini. Kami tidak menduga dan cukup kaget, karena kondisi Romo Maryo sebetulnya cukup baik,” ujarnya saat ditemui Tribun Jogja, Minggu (27/10).

Romo Dradjat mengatakan mendapatkan kabar duka tersebut dari Kolese Ignatius, Kotabaru, Yogyakarta, kemarin pagi. Usai mendapat kabar duka tersebut, ia langsung memantau perkembangan dan informasi terakhir Romo Maryo.

Romo Dradjat mengungkapkan tidak ada firasat ataupun pesan khusus dari almarhum sebelum wafatnya. Ia juga mengatakan saat berpamitan ke Jakarta, Jumat (25/10) lalu, kondisi kesehatan Romo Maryo juga cukup baik.

“Beliau pamit dengan biasa, dan tidak ada hal-hal yang membuat kami was-was. Dia berangkat Jumat, dan Sabtu pagi sempat menghadiri perkawinan mantan karyawan saat di Strada Jakarta. Bahkan, Sabtu malam beliau juga sempat makan bersama dengan teman-teman pastur Jesuit di Jakarta,” ucapnya.

Ia pun tak menduga jika Romo Maryo yang menjabat sebagai rektor Seminari Menengah Mertoyudan selama 3,5 tahun ini, meninggal setelah terjatuh saat berlari. Acara yang diikuti oleh Romo Maryo, ujarnya merupakan fun racing yang diadakan Kolese Jesuit, untuk penggalangan dana untuk Seminari Menengah Mertoyudan.

Terkait dengan dugaan serangan jantung, Romo Dradjat mengaku pimpinannya tersebut, tidak ada catatan medis mengidap penyakit jantung. Bahkan, Romo Maryo merupakan pastur yang rajin berolahraga setiap pagi dan sore.

Berita Rekomendasi

“Dia rajin sekali jogging. Setahu saya juga tidak pernah mengeluh sakit apa-apa,” kenangnya.

Sementara, ia juga cukup mengenang sosok Romo Maryo sebagai orang yang dekat dengan karyawan, begitu juga dengan para seminaris yang menganggap almarhum sebagai sosok kebapakan. Menurutnya, almarhum merupakan pribadi yang ramah dan baik.

“Dia juga sesekali bercanda. Anak-anak seminaris sangat kehilangan, karena beliau merupakan figur seorang ayah bagi seminaris,” ujarnya.

Mengenai jejak tugas almarhum, Romo Drajat mengatakan Romo Maryo pernah bertugas sebagai ekonom Keuskupan Agung Semarang (KAS), ia juga lama menjabat sebagai Direktur Strada, dan menjadi Rektor Kanisius Jakarta (2002-2011), dan juga bertugas di KWI Jakarta. Romo Sumarya juga dikenal dengan renungan harian Katolik yang beredar setiap hari di kalangan umat.

Ia menambahkan akan ada doa bersama yang dilakukan oleh seminaris dan juga pastur di Seminari Menengah Mertoyudan, kemarin malam. “Kami bersama-sama mendoakan untuk jiwa almarhum. Nanti, setiap hari sampai pemakaman hari Selasa (29/10), akan ada doa rosario,” katanya.

Romo Dradjat menambahkan kegiatan belajar mengajar para seminaris pada Senin (28/10) hari ini, akan berjalan normal seperti biasa. Sementara, rombongan seminaris,karyawan dan pastur, akan berangkat ke Girisonta, pada Selasa (29/10) besok untuk melayat di pemakaman pastur-pastur Jesuit.

Sementara, Sofyan Sauri (24), salah satu karyawan Seminari Menengah Mertoyudan, mengaku sangat terkesan dengan nasehat dari almarhum kepada karyawan. Warga Desa Pesidi, Kecamatan Grabag, yang bertugas sebagai penerima tamu ini mengaku kerap mengobrol dengan Romo Maryo.

“Dia bisa ngemong karyawan dan menegur dengan bahasa yang enak, kalau karyawan melakukan kesalahan. Romo juga sering turun ke lapangan untuk menyemprot kandang ternak,” jelas Sofyan.

Sofyan mengaku sering menjumpai almarhum saat jogging pagi dan sore. Ia juga mengatakan Romo Maryo memang sangat ingin untuk ikut lari di Jakarta. Namun, Romo Sumarya diduga terkena serangan jantung saat mengikuti lomba lari tersebut, dan meninggal dunia ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Jakarta. (Agung Ismiyanto)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas