Polres Ngawi Diterjunkan Selidiki Guru Cabul
Reskrim Polres Ngawi dan PPA diterjunkan untuk menyelidiki kasus dugaan pencabulan yang diduga dilakukan oknum guru,
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Tim penyidik Satuan Reskrim Polres Ngawi dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) diterjunkan untuk menyelidiki kasus dugaan pencabulan yang diduga dilakukan oknum guru, BS (32) terhadap belasan siswi salah satu SMK Negeri di Kecamatan Paron itu. Bahkan penyelidikan yang bakal dilaksanakan PPA dan Satuan Reskrim itu, tidak akan menunggu adanya korban melapor.
Pasalnya, tim penyidik sudah mendapatkan informasi banyak mengenai kasus dugaan pencabulan yang para korbannya rata-rata masih dibawa umur itu.
"Kami sudah mendengar informasi itu baik dari masyarakat maupun LSM mengenai kasus pencabulan yang dilakukan guru kepada para siswinya itu. Jumlahnya memang terbilang banyak.
Makanya kami akan menerjunkan langsung tim penyidik bersama PPA ke lapangan," terang Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Budi Santoso kepada Surya, Sabtu (02/11/2013).
Kendati demikian, Budi mengungkapkan sampai saat ini belum ada korban yang melapor. Padahal, jumlahnya cukup banyak lantaran lebih dari 10 orang.
"Informasinya korbannya cukup banyak. Tetapi laporan korban belum ada. Tetapi tak masalah polisi tidak akan diam. Kami akan melaksanakan pemeriksaan di rumah para korban dan pelaku. Jika memang perlu ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidik ya akan kami naikkan ke penyidikan dan memroses semua perkara ini sesuai hukum yang berlaku," imbuhnya.
Budi mengungkapkan penyidik diturunkan ke lapangan itu, lantaran korbannya masih berusia anak-anak dibawah umur. Selain itu, para korban merasa tertekan dengan ancaman yang diberikan atau disampaikan oknum guru itu jika korban melapor tidak akan diberi nilai.
"Karena ini menyangkut pidana, maka akan kami tindaklanjuti. Karena ancaman dari guru untuk siswanya itu sudah tidak benar. Nilai siswi bukan hanya disebabkan guru yang diduga melakukan pencabulan itu," tegasnya.
Sementara, sejumlah wartawan media cetak dan elektronik yang hendak meminta konfirmasi ke pihak sekolah mendapatkan jalur buntu. Pasalnya, saat masuk ke dalam sekolah itu, sejumlah guru dan para pimpinan di sekolah itu tampak cuek.
Sejumlah guru yang ditanya mengenai kasus pencabulan itu mengaku tidak tahu menahu. Diduga, ada oknum yang sudah mengkondisikan sejumlah pihak di sekolah berstatus negeri itu.
"Saya tidak tahu, tanya ke lainnya saja," pungkasnya sambil buru-buru meninggalkan wartawan dan masuk kelas.